Setyawan Tiada Tara
Ibarat awak pesawat, Setyawan saat ini adalah pilot Plat AB. Ia terbang dengan membawa ''penumpang baru''. Praktis ia menjadi sosok yang dipatuhi dan panutan bagi para bintang baru. Lalu bagaimana sosok sang pilot sebenarnya?
Bakat melucu Setyawan mulai merebak saat ia masih sekolah di SMAN 6 Yogyakarta. Bersama teman-temannya, ia gemar gojekan di sekolah, hingga kemudian membentuk grup Namce alias 6 C, sebutan populair SMAN 6. Tahun 1997 ia kemudian bergabung dengan Kelik Pelipur Lara dan mendirikan grup lawak Lembaga Bantuan Humor (LBH).
Putra pasangan Taman BE, ST., dan Sri Rahayu ini berprinsip, pendidikan sangat penting. Menurutnya, melawak dibutuhkan otak yang cerdas. Dan latar belakang pendidikan bisa menjadi nilai tambah dan alat jual lawakannya, bahkan menaikkan honornya. Setyawan pun melanjutkan pendidikan ke jenjang Magister lantaran termotivasi sang adik, Tony Pelita Hati, yang sebentar lagi akan meraih gelar doktor.
''Saya ingin buktikan, pelawak itu tidak identik dengan orang bodoh atau wajah jelek. Melawak itu harus cerdas, bila perlu berprestasi di dunia akademis. Makanya ketika adik saya lanjut S3, saya dukung. Saya juga inginnya lanjut S3, tapi waktunya belum ada.''
Sulung dari empat bersaudara ini memang tumbuh dalam keluarga yang mementingkan pendidikan. Adik sekaligus teman melawaknya, Tony Pelita Hati alias Tony Dwi Susanto, ST, MT, adalah sarjana teknik nuklir. Kini Tony tengah menempuh program doktoral di Australia. Sementara dua adiknya yang lain, Sigit Yulianto ST, MSi menjadi ustaz yang mengisi acara religi di teve lokal Jogja. Si bungsu, Seno Novianto, menjadi dosen.
Kelik Ketitik
Nama aslinya Kelik Eko Prasetyo (25), dan untuk keperluan panggung, ia memelesetkan namanya jadi Kelik Ketitik. Ini juga plesetan dari paribasan atau peribahasa Jawa, Becik ketitik, ala ketara (yang baik terlihat, yang buruk pun tampak).
Selain celetukan-celetukannya yang lucu, pria kelahiran 23 Oktober 1985 ini pun mampu menyihir penonton lewat keterampilannya bermain sulap. Bila pesulap Deddy Corbuzier mampu membengkokkan sendok, maka Kelik bisa membengkokkan centong atau sendok nasi yang besar. Aksi ini sudah pasti membuat penonton terpingkal-pingkal. "Sebenarnya, setiap melihat pesulap memasukkan paku ke hidung, saya juga bisa pakai besi, ha ha ha... Lebih ekstrem, kan?" terang pria asli Jogja yang mengaku bertitel SAG. "Bukan sarjana agama lho, melainkan sarjana alam gaib," candanya.
Kelik mengawali karier lawaknya dari pentas lawak 17 Agustus-an bersama rekan sekampungnya. Tetapi rupanya tak berkembang, hingga akhirnya ia bergabung di Sanggar Plat AB. "Saya ingin cari pengalaman yang lebih luas. Kalau di kampung terus, pentasnya cuma setahun sekali saat Agustus-an saja. Kalau bergabung dengan sanggar, kan, yang mencarikan job Mas Setyawan, ha ha ha..." selorohnya.
Meski skala pentasnya belum sebesar seniornya, namun Kelik sempat masuk ke salah satu episode acara Sri Mulat Mencari Bakat di salah satu teve swasta. Ia pun mengaku sudah mantap bekarier di dunia humor.
KOMENTAR