Komunitas ini juga pernah membiayai pemeriksaan papsmaer untuk wanita kurang mampu. Tapi, program tes papsmaer gratis itu belum bisa menjangkau banyak orang. "Biayanya kan, lumayan, walau kami sudah bekerja sama dengan salah satu rumah sakit."
Ya, meski masih berskala kecil, tapi kegiatan ArisanBerry sudah cukup bermakna bagi sebagian masyarakat Surabaya. Kegiatan mereka juga sudah memberi warna bagi Kota Surabaya. Dan tentu itu bisa menjadi modal ketika ingin menggelar acara yang lebih besar lagi.
Di Jakarta, ada komunitas Srikandi, komunitas pekerja perempuan yang menjadikan sepeda sebagai sarana transportasi atau sekadar sebagai hobi. Di Surabaya juga ada komunitas serupa, meski saat ini kumunitas ini masih menginduk pada komunitas utamanya, Bike to Work (B2W) Surabaya.
Setiap Jumat malam mereka berkumpul di sekretariat B2W Surabaya di bilangan Jl Juwingan 134. Di tempat inilah semua kegiatan B2W Surabaya termasuk kegiatan "Srikandi" dibahas dan dimatangkan. "Ide awal biasanya dari milis," ujar Siti, salah seorang pelopor perempuan pesepeda di Surabaya.
Perempuan yang tinggal di Sidoarjo ini hampir tiap hari ke kantor mengendarai sepeda ini menambahkan tujuan komunitas ini adalah menebar "virus" sepeda sebagai sarana transportasi alternatif. "Makanya ada kegiatan resmi, namanya "Klap-Klip". Klap klip diambil dari nyala lampu sepeda.
Ya, tiap Jumat malam, komunitas ini berkumpul. Lalu mereka keliling kota Surabaya dengan sepeda. Siti dan kawan-kawan ingin menjukkan kepada pengguna jalan di Surabaya bahwa sepeda bisa dijadikan sarana transportasi sehari-hari, termasuk untuk para perempuan.
Uniknya, setiap kali memperingati Hari Kartini, para perempuan bekerja bersepeda ini juga kerap gowes dengan pakaian resmi. Ada yang pakai gaun, bahkan berkebaya lengkap dengan sanggul. Mereka ingin menunjukkan, dengan pakaian apapun, para perem;ppuan aktif ini tetap bisa menggunakan sepeda sebagai alat transportasi.
dan setiap Minggu pagi, komunitas ini juga membuka stand di Taman Bungkul Surabaya yang selalu jadi pusat kegiatan bersepeda. Selain menjual pernik-pernik sepeda, komunitas ini juga menebar brosur. Tak hanya itu, mereka juga dengan senang hati menjadi tempat untuk menerima berbagai pertanyaan warga yang ingin membeli sepeda.
Komunitas ini juga sering bikin kegiatan sosial. Salah satunya, pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan. "Kebetulan banyak anggota B2W Surabaya yang berprofesi sebagai tenaga medis. Kami juga bekerja sama dengan pihak lain."
Ya, komunitas ini bukan hanya peduli terhadap lingkungan, tapi juga masyarakat yang kurang beruntung. "Di luar itu, kami juga selalu saling membantu jika ada anggota sedang dilanda kesulitan."
Meski komunitas perempuan bekerja bersepeda ini masih belum banyak, tapi kehadiran mereka kerap menyita perhatian warga, khususnya di jalan-jalan ramai di Surabaya. Panggil saja, "tante" jika Anda menjumpai mereka sedang bersepeda di seputaran kota Surabaya. Pasti akan dijawab dengan ramah, diiringi bunyi bel sepeda, "kringg...kringg..."
Sukrisna
KOMENTAR