Baca berita tanpa iklan. Gabung Nova.id+
Minta Keselamatan

Asih memaknai tugas memimpin labuhan sebagai cara untuk minta keselamatan agar wilayah lereng Merapi dan masyarakat Jogja pada umumnya diberi keselamatan oleh Allah. Sedangkan ia memaknai kepercayaan terhadap dirinya karena terpilihnya menjadi juru kunci,  sebagai tugas suka rela dan ikhlas. ''Tidak ada yang menyuruh. Jadi tugas dari keraton ini sebagai amanah. Saya cukup ikhlas dan senang ditunjuk sebagai penerus mendiang Mbah Maridjan.''

Mbah Maridjan lah yang pertama kali menanyakan kesediaannya menjadi abdi dalem keraton. Setelah Asih menyatakan kesediaannya, ia didaftarkan ke keraton. Ia mendapat pangkat awal dengan sebutan Mas Bekel Anom Suraksosihono. ''Kewajiban saya sebagai abdi dalem hanya sowan setahun dua kali pada upacara Gerebeg Maulud dan Syawal. Selebihnya, membantu Bapak menyampaikan labuhan.''

Karena itu, ia hapal tata-cara menyampaikan labuhan, termasuk siapa saja yang setiap tahunnya "mendaftarkan diri" memesan kain batik yang dilabuh. ''Perangkat yang dilabuh itu tidak boleh dirayah (diperebutkan). Kalau nasi tumpeng dan bunga memang dibagi-bagikan. Tapi kalau kain, tidak. Yang antre banyak. Saya masih ingat siapa saja yang pesan. Mereka sudah mendaftar beberapa tahun sebelumnya. Saya tidak bisa memberikan daftarnya. Tapi yang mendaftar tahun ini kemungkinan baru bisa mendapatkannya tahun depan atau tahun berikutnya lagi," jelasnya.

Setumpuk kain kegemaran Sultan yang dilabuh itu antara lain bermotif Cangkring dan Kawung yang menjadi buruan kolektor batik. Demikian halnya benda terkecil pun banyak peminatnya. Tiap tahun kain-kain yang dilabuh itu memiliki motif yang sama, dan dibatik secara khusus oleh abdi dalem keraton.

Menjaga Merapi Tak Boleh Andalkan Firasat dan Mimpi 1
nova.id
Menjaga Merapi Tak Boleh Andalkan Firasat dan Mimpi 1

"uru kunci Merapi (kanan-depan) saat menerima seserahan perangkat labuhan dari Lurah Desa Umbulharjo, Bejo Mulyo (Foto: Siswanto/Dok Nova) "

Melek Teknologi

Juru kunci Merapi kali ini amat berbeda dengan Mbah Maridjan. Terutama dalam cara pandang. Asih lebih moderat, realistis, dan melek teknologi. Maklum, dalam kesehariannya ia berstatus karyawan perpustakaan Fakultas MIPA, UII Yogyakarta. Ayah dua putri ini telah bekarja di UII selama 12 tahun.

Ketika NOVA menemuinya di kampus, ia terlihat tengah sibuk mengerjakan tugas kantornya dengan laptop. ''Saya tidak mau diwawancara di kampus. Saya tidak mau bermuka dua. Di kampus, saya bukan juru kunci. Saya masyarakat biasa. Kalau mau wawancara soal Merapi, ya, di rumah,'' terangnya saat ditemui kembali di rumah pengungsiannya.

Asih mengaku cukup merasa senang ketika Rektor UII Prof. Edy Suandi Hamid memberikan izin kepada dirinya untuk menjabat juru kunci Merapi. Asal tahu saja, Asih menyisihkan 9 kandidat lain yang dipanggil keraton untuk mengikuti seleksi.

 Rini Sulistyati/ bersambung


Halaman Sebelumnya


PROMOTED CONTENT

Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.

Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.

Penulis : nova.id
Editor : nova.id

KOMENTAR

Tag Popular

#wina Widodo

#eeng Wiratmaja

#athina Papadimitriou

#dhini Aminarti Hamil

#enrico Tambunan

#fibroadenoma Mammae

#tabloid Nova Terbaru

#lebaran 2024

#mudik Gratis

#tiket Mudik Gratis