Desa Penatarsewu, Kec. Tanggulangan, Sidoarjo, dikenal masyarakat sebagai desa penghasil ikan asap sejak dahulu kala. Dari desa ini lah berbagai ikan asap yang dijual di pasar-pasar di Sidoarjo, Surabaya juga Pasuruan berasal. Cikal bakal
Desa Penatarsewu sebagai kawasan penghasil ikan asap diawali karena di desa yang bersebelahan dengan tanggul lumpur Lapindo itu memang dilintasi sungai yang bermuara ke selat Madura. Karena itulah, warga setempat juga banyak yang mencari penghasilan sebagai nelayan. Hasil tangkapan itu kemudian mereka jual ke pasar-pasar yang ada di Sidoarjo.
Namun, konon hasil tangkapan itu tidak semuanya laku. Agar awet dan tidak mudah membusuk, ikan-ikan itu oleh para nelayan di asap. "Dengan di asap, ikan masih bisa dijual keesokan harinya. Selain lebih tahan lama, rasannya pun jadi berbeda. Bekas arang bakaran itu memberi sensasi rasa berbeda," kata Rochmad (52) yang sudah 25 tahun memiliki usaha ikan asap. Sejak itu, lanjut Rochmad, kegiatan warga setempat mulai bergeser. Selain tetap menjual ikan segar, sebagian ikan itu diasap lalu dijual ke pasar.
Rochmad mengakui, varian ikan asap yang ada sekarang tak sebanyak dulu. Dulu, berbagai ikan, termasuk bandeng di asap. Tapi belakangan ini agak berkurang, akibat semakin mahalnya harga ikan segar, termasuk bandeng. "Sekarang yang bikin bandeng asap rata-rata pabrikan. Kalau nelayan kecil seperti kami, harganya tidak nuntuti," papar bapak tiga anak ini.
Kini, yang paling banyak dijual di Desa Penatarsewu adalah mujair asap, lele asap, keting asap, dan beberapa jenis ikan lainnya. Karena banyaknya pesanan, terkadang jika dari Sidoarjo saja tak nuntuti, terpaksa Rochmad mendatangkan ikan dari Gresik. "Soal rasa, bandeng atau ikan yang berasal dari tambak di Sidoarjo yang paling nikmat dan belum terkalahkan. Soalnya tanahnya sangat mendukung untuk budidaya ikan," jelas Rochmad.
Proses pembuatan ikan asap yakni ikan segar dibersihkan, termasuk diambil isi perutnya. Ikan kemudian ditusuk ke bilahan bambu. Lalu dipanggang di atas bara batok kelapa. Untuk menghasilkan asapan yang bagus, pembakarannya tidak boleh sampai gososng, cukup sampai kulit ikan tampak kecokelatan saja. "Meski tidak sampai menghitam, tapi dalam dagingnya sudah matang, kok. Kalau jadinya begini, gurih sekali rasannya," kata Chotimah (45) pekerja ikan asap.
Karena sudah cuklup lama ada, ikan asap dari desa ini tak hanya dijual ke pasar-pasar saja, tapi banyak juga orang luar datang ke sana khusus untuk membeli ikan asap buatan Desa Penatarsewu.
Gandhi Wasono M
KOMENTAR