Pernahkah Vindy menawarkan masakan Indonesia kepada kliennya? "Oh, pernah. Mereka terkesan karena masakan Indonesia banyak bumbunya, seperti soto," ucap Vindy yang kini masih menjadi personal chef di Jakarta dan Bali.
Menulis Buku
Karena kecintaannya pada dunia masak-memasak, Vindy mengaku sedih karena kini banyak anak muda tak mengerti cara memasak. "Berbeda dengan 10 atau 20 tahun lalu, anak muda tahu bagaimana membuat masakan rumah. Karena itu, saya menulis buku agar bisa mengembalikan kesenangan memasak di rumah. My goal is bring back home cooking," tegasnya dengan Bahasa Indonesia yang masih patah-patah.
Dari ide itulah, Sexy Food lahir. Pengalamannya menjadi personal chef di Negeri Paman Sam dituangkan secara lengkap di buku pertamanya ini. Pemilihan judul yang mencolok pun bukannya tanpa alasan. "Bagi saya, makanan itu sangat seksi. Kalau suatu makanan terlihat bagus, wangi, namanya terdengar enak, lalu ketika dimakan orang akan berseru, "Oh my God!" Nah, itulah seksi," ujarnya sambil tertawa.
Dua tahun dihabiskan Vindy untuk membuat bukunya itu. Mulai dari ide resep, stylist, hingga model pemotretan, ia lakukan sendiri. Uniknya, dalam buku resep masakan ini terdapat beberapa foto masakan yang menggunakan beberapa bagian tubuh Vindy sebagai latar belakang pemotretan. Misalnya bibir, kaki, dan lidah.
"Idenya muncul tiba-tiba saja. Saya tidak pernah secara sengaja mencari ide. Kadang saat melihat alam atau sesuatu hal, langsung timbul ide, entah itu soal warna atau resepnya," terangnya.
Kini, Vindy sudah menyiapkan buku kedua yang masih dirahasiakan judulya. "Yang jelas, masakan fusion. Ada masakan Indonesia yang dicampur gaya Eropa."
Edwin, Rini / bersambung
KOMENTAR