Sebut saja, menu andalan Martabak House, Steak Martabak. Aslinya ini adalah martabak telur, tapi ukurannya lebih kecil dan tipis. Tak hanya itu, martabak itu diolah menggunakan brown sauce dan saus tomat yang biasa dipakai ketika memasak steak.
Brown sauce ini diolah dari kaldu tulang sapi, "Jadi kayak makan steak saja," tambah ibu tiga anak ini. Steak Martabak disajikan dalam hot plate, layaknya steak lengkap dengan potongan kentang goreng dan kacang polong.
Menu andalan lain adalah Martabak UFO. Kenapa dinamakan UFO? Soalnya, bentuk martabak manis ini bulat dan kecil, yang ditengahnya diberi topping es krim. Ada beragam pilihan rasa Martabak UFO yang ditawarkan. Ada Marfo Alien Cheese (keju), Marfo Helium Bigbang (keju dan cokelat), Marfo Star War (keju, kacang, dan cokelat), dan lainnya. Sedikitnya ada 14 macam rasa martabak UFO ini.
Konsep jualan martabak tak biasa ini membuat Martabak House makin banyak pelanggannya. Itulah yang membuat Paulus berani membuka cabang di Yogya. Lantaran peminatnya membludak, Dewi menambahkan, di Yogya justru sudah ada dua cabang. "Martabak House memang jadi tempat nongkrong para mahasiswa," tambah Dewi.
Meski konsepnya resto, harga yang dipatok Martabak House tak terlalu tinggi. Untuk seak martabak rasa udang, ayam atau sapi semua dibandrol seharga Rp 16 ribu. Sementara Martabak UFO dihargai antara Rp 11 - 18 ribu per porsi. Harga ini tergantung topping-nya.
Dengan konsep yang unik dan harga bersaing ini, Dewi yakin Martabak House bisa diterima warga Jakarta. Seperti diketahui, pada Agustus ini Martabak House membuka cabang ke-4 di Tebet, Jakarta Selatan. Padahal di kawasan Tebet yang saat ini menjadi kawasan kuliner juga sudah ada martabak Kumbang, Alim, dan lainnya.
Dalam waktu dekat ini, Medan dan Bali sedang menunggu giliran. "Sudah ada orang yang ingin membeli franchise-nya." Selain menjual franchise, Martabak House juga membuka kerjasama kemitraan dengan pihak lain.
Sukrisna
KOMENTAR