JP Millenix Drum Memacu Adrenalin
Jarang ada anak yang punya keahlian seperti Janitra Priyanca Millenix. Di usia yang baru menginjak 10 tahun, ia sudah mahir menggebuk drum, bahkan memakai double pedal (pedal 2 kaki). September mendatang, JP, begitu siswa kelas IV SD ini disapa, bahkan diundang untuk mengikuti kompetisi drum dan perkusi bertaraf internasional di Italia. Ia langsung diundang oleh Antonio Santangelo, maestro perkusi dan drum Italia.
JP mulai dikenal luas sejak lolos audisi Indonesia Mencari Bakat (IMB). Namun sejatinya, di kalangan terbatas, JP sebenarnya sudah cukup terkenal. Aksinya mengebuk drum di situs YouTube banyak mendapat pujian. Begitu juga komentar-komentar di situs pribadinya. Gadis cilik ini juga sebenarnya sudah direkrut menjadi drummer sebuah grup musik. Hanya saja, orangtuanya masih menahan. JP hanya boleh menjadi pemain tidak tetap, agar tak mengganggu pelajaran sekolahnya. "Saya juga tidak boleh pulang lewat jam 10 malam. Kalau lewat jam itu, putri Cinderella ini akan menjadi labu," kata JP bercanda.
Meski penyuka kucing ini punya cita-cita menjadi drummer terkenal, tapi soal pelajaran tetap nomor satu. Itu sebabnya, ia belum berani bergabung dengan grup band. Ia juga jarang pentas di luar Jakarta. JP pun sesekali terlihat eksentrik. Untuk tampil di babak kedua IMB, misalnya, JP menyiapkan konsep busananya sendiri. Kebetulan saat itu memang dekat dengan Hari Kartini. "Saya memakai kebaya, tapi pakai sepatu boot. Itu Kartini masa kini," tandas JP.
Sepekan sekali JP selalu menjalani latihan selama 1-2 jam di sekolah musik. Selebihnya, ia latihan sendiri di rumah sepulang sekolah. "Paling tidak 1-2 jam sehari." Kebetulan di rumah sudah ada perangkat drum dan kamar khusus yang diberi peredam suara.
Telly, sang ibu, tak pernah ikut campur soal jadwal latihan. "JP sendiri yang mengatur. Saya cuma ikut saja ke mana JP pergi," aku Telly seraya menambahkan, selain main drum, JP juga gemar baca buku. "Kalau membaca di toilet, bisa sampai 2 jam. Kadang-kadang membaca sambil duduk di samping drum."
Sebelum kecantol drum, JP pernah belajar piano di usia 5 tahun. "Tapi entah mengapa, saya kurang pas. Piano seperti matematika (satu-satunya pelajaran yang tak disukai JP, Red.), banyak menghitung rumus. Kalau drum, bisa memacu andrenalin. Lebih semangat!," jelas JP yang aktif di komunitas drummer Suropati.
Kini JP sudah mantap menggapai cita-citanya sebagai drummer terkenal. "Kelak saya juga ingin punya sekolah musik. Sekolah yang juga menerima murid anak-anak yatim piatu yang bisa belajar gratis. Saya mau menjadi guru mereka." JP memang bercita-cita, kelak akan semakin banyak anak-anak Indonesia yang bermain musik. "Biar Indonesia makin dikenal di seluruh dunia!" tukasnya.
Gadis cilik berusia 10 tahun ini punya bakat alam yang luar biasa. Di usia 8 tahun, ia sudah dinobatkan Museum Rekor Indonesia sebagai desainer termuda. Kala itu, Amanda Purnomo Maki (10) berhasil merancang 14 baju anak-anak dan menggelar fashion show tunggal saat ulang tahunnya ke-8. Noni Purnomo Maki, sang ibu, mengaku tak habis pikir anaknya punya bakat sehebat itu.
"Saya sendiri sebenarnya tidak modis dan enggak bisa menggabar. Jadi apa yang dimiliki Manda (panggilan Amanda, Red.) adalah bakat alam," jelasnya.
KOMENTAR