Dampak itu, kata Sri yang berpraktik sebagai psikiater, bisa dalam bentuk jangka pendek dan panjang. Untuk jangka pendek, si korban mengalami stres, takut bertemu banyak orang, murung, juga sulit tidur. "Kalau dampak jangka panjang, bisa depresi agresif maupun represif. Yang agresif, di kemudian hari dilampiaskan dengan suka mempermainkan lelaki atau bahkan menjerumuskan dirinya menjadi pekerja seks komersial (PSK). Kalau jenis represif, karena kejadian buruk itu dipendam sendiri, korban bisa terganggu jiwanya bahkan menjurus melakukan bunuh diri."
Itu sebabnya, saran Sri, penanganan awal bagi korban perkosaan amat tepat jika dilakukan psikiater atau psikolog. "Kalau penanganan awalnya salah, bisa fatal akibatnya." Belum lagi, dampak buat si orangtua dan keluarga. "Biasanya orangtua akan dihantui perasaan bersalah karena menganggap dirinya tidak bisa melindungi buah hatinya atau menyalahkan lingkungan yang dianggap tidak aman. Untuk itu diperlukan terapi keluarga."
GANDHI M. WASONO/bersambung
KOMENTAR