Diego Michiels dilahirkan di sebuah keluarga sederhana di Belanda. Sejak kecil bakat Diego di sepak bola sudah terlihat. "Sewaktu berumur empat atau lima tahun saya suka sekali bermain sepak bola bersama para tetangga. Bahkan salah satu teman baik saya sudah masuk dalam sebuah klub sepak bola junior," ceritanya sambil tersenyum.
Berbeda dengan temannya itu, Diego cilik justru diajak bergabung ke sebuah klub oleh pencari bakat yang sempat menyaksikan Diego bermain bola. Tak tanggung-tanggung Diego masuk klub sepak bola junior professional yang cukup mentereng di Belanda, Go Ahead Eagles. Sejak itu hidupnya pun banyak diisi Diego di lapangan hijau.
"Sehabis pulang sekolah saya biasanya langsung ke lapangan hijau untuk berlatih. Hal itu terus saya lakukan dari umur lima tahun sampai berusia sekitar 19 tahun. I skipped school many times. Ha ha ha," ungkap Diego mengenang masa bandel itu. Di kala membangun mimpinya itu, Diego sempat bertemu salah satu pemain legenda Belanda, Mark Overmars. Kata pemain yang pernah memperkuat klub Barcelona dan Arsenal itu, Diego punya bakat yang bagus sebagai pesepakbola. "Ia bilang ke saya, 'Tunjukkan ke semua orang, kamu mampu bermain bola'. Kalimat itu selalu membuat saya bersemangat," cerita Diego.
Meski begitu, riwayat Diego selama berlatih di Go Ahead Eagles tak mulus-mulus amat. Ia mengaku pernah putus asa dalam meraih mimpi sebagai pesepakbola yang sukses. "Saat berumur 18 tahun saya sempat ingin berhenti bermain bola dan melakukan hal lain," kata Diego tanpa menyebutkan penyebab ia putus asa. "Namun untunglah Ibu saya selalu mendukung saya hingga seperti sekarang ini," lanjutnya.
Another Home
Beruntung niat Diego menggantungkan sepatu tak terjadi. Beberapa tahun setelah itu Diego mendapat tantangan berkarier di Indonesia. Ia pun mencoba, meski sempat sangsi. "Jujur, awalnya saya tidak tahu banyak tentang sepakbola di Indonesia. Saya sempat melakukan trial dalam beberapa bulan, lalu kembali ke Belanda. Satu hal yang dirasakan saat berada di Indonesia untuk pertama kalinya, saya merasa it's like another home," tutur Diego.
Diego mantap berkarier di Indonesia. Perjalanaannya ke Indonesia menurut pemain kelahiran Belanda ini seperti mengejar mimpi, yakni tak bisa disentuh, namun ketika diikuti membawa ke sebuah takdir yang indah.
Permainan Diego di Timnas Garuda Muda U-23 memukau pecinta sepak bola Indonesia. Seperti saat berhadapan dengan kesebelasan Malaysia dan LA Galaxy, AS. Namanya pun mulai sering diperbincangkan. Disinggung nama pesepakbola tersohor dari LA Galaxy, David Beckham, ekspresi Diego biasa-biasa saja. "Saya enggak terlalu nge-fans dengan Beckham. Bahkan, saya enggak ngobrol satu kata pun, loh, dengannya. Terlepas dari itu, saya sangat senang bisa bermain dengan LA Galaxy. Permainan yang menarik," sebutnya.
Dari sekian pertandingan internasional bersama Indonesia, Diego memang belum mempersembahkan piala. Untuk itu, Diego bercita-cita mengerahkan segala kemampuannya demi mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. "Banyak hadiah yang telah saya terima selama ini. Semua penggemar di sini sangat baik. Jadi, suatu hari saya ingin membalas semua kebaikan mereka dengan sebuah kemenangan. Saya ingin bisa memenangkan suatu kejuaraan sepak bola dengan nama Indonesia," katanya tersenyum.
Jane
KOMENTAR