Karena kejadian itu, kabarnya jadi pelupa dan insomnia, ya?
Ya. Kata dokter saya mengalami amnesia pendek. Sebagian memori saya banyak yang hilang. Hal-hal yang baru pun kadang gampang hilang dari ingatan. Hal ini terjadi sejak saya dibantai sekelompok geng motor di tahun 2007.
Bagaimana kejadiannya?
Peristiwa itu terjadi tahun 2007 di Bandung. Lokasinya saya lupa. Malam itu, sekitar jam 11, saya baru pulang dari mengambil barang yang tertinggal di rumah teman. Tiba-tiba saja, segerombolan pengendara motor menghadang saya. Mereka geng motor!
Tahu keganasan mereka, saya hanya pasrah dan membaca istighfar. Saya bukan anggota geng motor lain. Saya juga memberikan apa saja yang diminta. Seluruh isi tas, dompet, HP, dan lainnya. Semuanya, deh. Saya betul-betul syok dan bingung. Mereka terlihat begitu ganas. Yang terakhir, mereka minta helm yang saya pakai. "Jangan melawan," kata mereka. Saya juga memberikan helm dan tidak memberi perlawanan. Namun, tiba-tiba mereka membantai saya begitu saja. Saya tak ingat benda tajam apa saja yang menghujani saya. Ketika itu, saya hanya bisa teriak menahan sakit, membaca istighfar, dan tangan berusaha melindungi kepala.
Wah, menyeramkan sekali?
Ya. Saat kejadian itu saya enggak pingsan sama sekali. Saya sadar ketika sejumlah orang datang menolong dan membawa ke rumah sakit. Baju putih saya penuh darah. Sambil menahan sakit saya menyaksikan darah mengucur dari sekujur tubuh. Tangan kanan saya juga sudah ngaplek, enggak bisa ngapain-ngapain, enggak bisa digerakkan. Tulangnya juga kelihatan. Saya syok banget melihatnya. Dalam hati saya berkata, "Aduh, bagaimana, ini, saya enggak bisa break dance lagi."
Di badan, tangan, kepala, dan telinga. Telinga kiri saya robek, hampir putus. Jari tangan saya sekarang cuma 9,5. Ha.. ha.. ha.. (Bisma menunjukkan telunjuk kiri yang hilang satu ruas). Potongannya sudah dikubur. Sementara pergelangan tangan kanan masih bisa diselamatkan, dioperasi dan ditanam pen (besi penyangga otot, Red.). Kata dokter, kalau tangan tidak menahan kepala, mungkin akan lebih parah dan banyak memori yang hilang. Total, ada 250 jahitan di sekujur tubuh saya. Alhamdulillah wajah saya tidak ada luka.
Dendam kepada geng motor yang mengeroyok?
Enggak sama sekali. Semenjak kejadian itu, enggak tahu kenapa, saya ikhlas. Serius. Saya sendiri aneh, kok, bisa berlapang dada. Padahal, sebetulnya saya punya ego yang lumayan kuat. Hanya Papa dan Mama yang kesal dan enggak terima dengan kejadian itu. Kok, anak yang selalu dimanja (Bisma anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya bernama Mega (30), Red.), dianiaya seperti ini. Justru saya yang menenangkan Papa dan Mama, memang sudah jalannya harus begini.
KOMENTAR