Kehadiran seorang Poppy Dharsono sangat berarti bagi mantan sekretaris negara, Moerdiono. Sekitar bulan Juni 2010, kondisi kesehatan Moerdiono menurun drastis. Saat itu pria 76 tahun ini sedang dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta. Akibat keadaannya terus menerus menurun, Moerdiono akhirnya dilarikan ke Singapura. Orang yang sangat berjasa melarikan Moerdiono saat tak sadarkan diri adalah Poppy Dharsono. "Pak Moer bilang berhutang nyawa ke ibu Poppy, saat itu hanya ibu Poppy yang membawanya ke Singapura," kata kuasa hukum Moerdiono, Eddy Yahya SH saat dijumpai di Pengadilan Agama Jakarta Selatan Jl. Harsono RM No.1, Ragunan, Pasar Minggu, Rabu (9/3) siang. Eddy tak menampik, juga tak membenarkan kalau Moerdiono dan Poppy Dharsono sudah menikah. Namun, dikatakan Eddy, Poppy adalah satu-satunya orang yang peduli dengan kondisi pria empat anak itu.
"Ibu Poppy itu sudah lama merawat Pak Moer, puncaknya saat dibawa ke Singapura di bulan Juni 2010, itu kondisinya tak sadar," kata Eddy. Saat itu, tak ada satupun keluarga yang mau menemaninya. "Saya tidak tahu sejauh mana ketidaktahuan semua. Saat dia sakit, ibu Poppy semua yang urus. Pak Moer itu komit dengan jasa orang lain," katanya.
Perhatian yang diberikan Poppy serta kedekatan yang terjalin antara Poppy dengan Moerdiono sempat dikait-kaitkan dengan hancurnya rumah tangga Moerdiono dan istrinya, Muryati. Tapi, hal itu buru-buru dibantah oleh kuasa hukum Moerdiono.
"Memang ada pihak ketiga, saat Pak Moer dalam keadaan sakit, pihak ketiga inilah yang care sama pak Moer dan dibawa ke RS Pondok Indah, lalu dibawa ke Singapura. Bukan karena ibu (Poppy) itu, Pak Moer mengajukan permohonan cerai. Moerdiono paling ingat dengan jasa orang lain" kata Eddy. Okki
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
5 Tips Belanja Bulanan Hemat, Nggak Takut Harga Minyak Goreng Naik!
KOMENTAR