Protes akan intensitas pertemuan yang jarang dan perlakuan para penggemar, pernah membuat Nacita sebal dengan profesi Deddy. Walau begitu, ia mengagumi Papanya sebagai ayah yang sabar, bijaksana dan penuh kehangatan.
"Kalau ada masalah, Papa lebih suka ajak bicara baik-baik. Meski sibuk dan selalu pulang pagi, dia berusaha berkomunikasi dengan waktu yang sedikit, tapi berkualitas. Aku selalu sharing tentang segala hal, dan suka diberi saran. Malah kadang aku dibangunkan untuk berangkat siaran," ungkapnya sambil tersenyum.
Idealis & Tegas
Akrab menyambangi lokasi syuting juga membuat Nacita sangat mengenal gaya kerja sang ayah. "Selain selalu total di setiap produksi, Papa selalu mengajarkan kepada semua pemain, akting yang benar itu bagaimana. Kesan tegas ketika syuting, memang benar. Tapi waktu break, dia berubah jadi hangat dan humoris. Dia, sutradara yang idealis, aku terbiasa melihat ketegasan dan keseriusannya di setiap menggarap film. Dia juga objektif dan fair. Kalau aktingku bagus, akan dipuji, tapi kalau jelek aku juga dimarahi," ungkap penggemar Julia Roberts dan Bruce Willis ini.
Kendati demikian, sifat tegas dan idealis ayahnya juga menurun pada diri Nacita. Jika ada yang bertentangan dengan hati nurani, ia jujur mengikuti prinsipnya. Misalnya, saat ada sutradara yang menawarkan skenario dengan cerita tak mendidik, ia pasti menolaknya. Meski ayahnya seorang seniman, Nacita tak merasa dipaksa menekuni dunia seni.
Justru ketika ditawari main sinetron saat masih SMU, ia disarankan untuk fokus bersekolah. Malah sang bunda yang banyak memotivasi, karena melihat dirinya dan adiknya punya potensi dalam kegiatan seni. Menurut Nacita, walau terkesan cuek, tapi ayahnya selalu mendukung pilihan dirinya dan adiknya. Figur sukses dan kedekatan dengan sang ayah pun jadi pendorongnya untuk terus belajar melakukan yang terbaik dalam berbagai hal.
ADE RYANI
KOMENTAR