Sejumlah driver atau supir Gojek mengklaim mereka mendapat perlindungan khusus dari pihak kepolisian terkait ancaman atau intimidasi dari pihak luar. Khususnya di wilayah yang dianggap rawan terjadi gesekan.
"Sekarang kami (driver Go-Jek) sudah di-back up anggota Brimob (Brigade Mobile Polri). Jadi, di sejumlah titik yang rawan ada anggota Brimob yang nyamar pakai pakaian preman," ujar Faridz Budhi (33), Minggu (2/8/2015) malam.
Driver Go-Jek asal Cijantung itu merasa aman saat harus beroperasi di wilayah yang rentan gangguan intimidasi, terutama dari pengojek pangkalan. Meski demikian, Faridz sendiri mengaku belum pernah mendapat intimidasi dari pihak luar sejak dirinya bergabung ke Go-Jek sejak sebulan terakhir.
"Seenggaknya ada proteksi dari pihak kepolisian. Tapi saya sendiri belum pernah ngalamin gangguan atau teror dari tukang ojek pangkalan," tuturnya.
Baca juga: Jadi Supir Gojek, Begini Aktifitas Gadis Cantik Eugenie Patricia
Lalu bagaimana seandainya terjadi intimidasi atau bahkan aksi penganiayaan? Driver Go-Jek lainnya, Helmi Can (43), mengaku akan bersikap pasrah tanpa harus melawan balik. Pasalnya, jika terjadi pemukulan terhadap driver Go-Jek, menurutnya akan langsung diproses hukum tanpa ada upaya damai.
"Sekarang sudah tidak ada istilah didamaikan. Jadi kalau kita (driver Go-Jek) dipukul, langsung diproses hukum," bebernya.
Terlepas dari itu, Helmi mengaku lebih tenang saat harus beroperasi di kawasan rawan intimidasi pengojek pangkalan. Salah satunya, karena adanya dukungan dari pihak kepolisian yang menyamar yang disebutkan sebelumnya.
"Kita (driver Go-Jek) di kasih tau-nya begitu. Ada backup brimob, jadi tidak perlu khawatir," bebernya.
Sementara itu, driver lainnya, Eko Wiyono (27), mengatakan gesekan antara driver Go-Jek dengan pihak ojek pangkalan dapat diminimalisir. Salah satunya dengan bersikap ramah meski diperlakukan tidak bersahabat.
"Saya sih sedapat mungkin agar bersikap ramah aja. Meski pun mereka (pengojek pangkalan) Kadang-kadang agak galak. Nggak usah ngotot, apalagi dilawan. Namanya kita juga numpang lewat. Kulonuwon (permisi) aja," paparnya.
Dihubungi terpisah, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengaku belum tahu terkait adanya kerjasama antara institusinya dengan pihak Go-Jek. "Saya belum dengar itu (back up anggota Brimob)," timpalnya Tito saat dihubungi tadi malam.
Namun, Tito tetap merespon positif jika memang terjadi indikasi pidana, pihak yang menjadi korban melakukan upaya hukum. "Saya rasa itu bagus dan perlu. Kalau ada perlakuan yang berindikasi pidana, silakan laporkan. Nanti di proses," demikian Tito.
Untuk diketahui, kehadiran Go-Jek kerap dianggap sebagai ancaman oleh pengojek pangkalan. Sehingga, driver Go-Jek sering menjadi sasaran intimidasi sejumlah oknum pengojek pangkalan yang belum bisa menerima iklim kompetisi di sektor jasa ojek.
Tangguh Sipria Riang / Kompas.com
KOMENTAR