Manajemen CT juga mengharuskan para rider menjaga penampilan. Selain harus selalu bersepatu, bau badan dan bau mulut harus dijaga. “Tujuannya penumpang yang dibonceng tidak merasa terganggu. Dan ada syarat lain lagi, para rider dilarang menanyakan status pelanggan, termasuk pekerjaannya, sekalipun sudah langganan,” timpal Emilia sambil menjelaskan bahwa saat rekrutmen, para rider terlebih dahulu menjalani psikotes, tes wawancara, tes riding, safety riding, sampai kebersihan.
Ketika pertama kali berdiri, Yosep dan istrinya sempat menjadi rider juga. Tujuannya tidak sekadar mengantar penumpang tetapi sekaligus menggali apa saja yang menjadi keinginan pelanggan. “Kalau sampai terjadi kecelakaan, baik pengendara maupun pengguna jasa CT akan mendapat fasilitas dobel asuransi, masing-masing asuransi kecelakaan dan Jasa Raharja.
Kartu Debit
Yoseph mengaku CT tidak cemas dengan banyaknya penolakan dari para pengojek umum seperti yang terjadi di Jakarta belakangan ini. Sebab, sejak awal dirinya tidak mem-branding CT sebagai ojek. “Kami tetap menyebutnya taksi roda dua sehingga para pengojek reguler tidak antipati dengan keberadaan kami,” papar Yoseph yang saat ini memiliki 25 unit armada motor. Modal yang ia gelontorkan berasal dari tabungan pribadi selama bekerja sebagai pofesional, ditambah hasil menjual rumah dan mobil.
Selain itu, ia juga meyakni kasus yang terjadi di Jakarta tidak akan terjadi di Surabaya mengingat Surabaya pada dasarnya tidak ada ojek. “Beda sekali dengan Jakarta yang memang sejak dulu sudah ada ojek. Keberadaan ojek di Surabaya baru beberapa tahun belakangan ini saja, itupun di tempat-tempat tertentu.”
Saat ini, perkembangan usaha CT luar biasa pesat. Dalam sebulan masing-masing rider melayani sekitar 230 penumpang. Karena perkembangan yang menggembirakan, mulai akhir tahun 2015 pihaknya akan mengembangkan usahanya lebih besar lagi. Selain pindah alamat ke lokasi yang lebih strategis sebagai pollnya, CT juga akan menambah jumlah armada, meluncurkan aplikasi di sistem operasi Android yang bisa diunduh masyarakat luas untuk memudahkan pemesanan, sampai mengeluarkan CT premium dengan menggunakan motor matic. “Untuk tarif per kilometer CT reguler Rp2.800, yang premium belum kami tentukan,” imbuhnya.
Yang unik lagi, jika pengguna tidak memiliki uang tunai, penumpang bisa membayar dengan kartu debet BCA. Meski belum semua, namun 5 rider sudah dibekali dengan alat EDC (Electronic Data Capture).
Soal penghasilan, gaji para rider CT diakui relatif lumayan. Manajemen CT memiliki tiga sistem penggajian. Pertama sistem komisi yang memiliki potensi penghasilan antara 60-70 persen dari total pendapatan per bulan. Penghasilan sebesar itu sudah termasuk fasilitas armada, servis rutin, pulsa serta asuransi kecelakaan.
Yang kedua sistem setoran, dimana dalam sehari para rider diwajibkan menyetor Rp80.000. Dengan setoran sebesar itu, maka para rider akan mendapat uang THR, program kepemilikian kendaraan setelah berjalan 36 bulan, pulsa, dan servis rutin. “Untuk armada premium, para rider akan mendapat gaji bulanan tetap, berbagai asuransi, serta pulsa dari perusahaan,” imbuh Yoseph. Nah, bagi Anda yang butuh jasa CT, bisa menghubungi call center di 0851 0400 0071.
Gandhi Wasono M
KOMENTAR