Kalau Anda ingin berolahraga, tetapi jogging atau treadmill terasa membosankan untuk Anda, cobalah program fitness berbasis dance. Program terbaru yang dikenalkan di Indonesia adalah Jazzercise, gabungan antara exercise dan jazz dance yang kerap ditampilkan di Broadway. Dengan latihan selama satu jam, program ini menjanjikan akan dapat membakar 600-800 kalori.
Jazzercise, yang telah lama populer di negara-negara seperti Amerika, Inggris, Australia, Jepang dan Malaysia, resmi membuka studio pertamanya di Indonesia di jalan Terogong Raya No 14E, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (7/11) lalu. Kelas jazzercise ini dilatih oleh instruktur Helen Irawati, sekaligus sebagai franchisee dari waralaba Jazzercise di Indonesia.
Menurut Helen, Jazzercise termasuk aerobik yang dikombinasikan dengan Pilates, kickboxing, strength training, hingga yoga. Untuk gerakan tubuh bagian bawah, "Ada sit up, plank, dance, semua itu dapet. Ada latin dan hip hop-nya juga kadang-kadang, jadi nggak membosankan. Satu jam nggak terasa, tahu-tahu sudah keringatan," ujar perempuan yang selama 19 tahun terlatih sebagai penari jazz di Eki Dance Company ini.
Gerakan-gerakan dalam Jazzercise telah dikoreografi dengan iringan lagu tertentu (biasanya merupakan lagu-lagu yang sedang populer). Setiap lagu memiliki koreografi yang berbeda. Jadi jika dalam satu jam latihan digunakan 15 lagu, artinya akan ada 15 koreografi yang berbeda. Namun lagu dan koreografi gerakan ini berlaku untuk semua klub Jazzercise di seluruh dunia.
"Semua gerakannya ini dikoreografi, dan harus sesuai pakem. Jadi (instruktur) nggak bikin gerakan sendiri. Semua gerakan sudah ada fungsi-fungsinya," jelas Helen, yang telah menguasai setidaknya 30 lagu berikut koreografinya.
Jazzercise sangat membakar kalori, dengan lagu-lagu yang mampu membuat seluruh bagian tubuh terus bergerak. Dengan gerakan yang serbacepat tersebut, tidak heran jika dalam satu jam Anda bisa membakar hingga 800 kalori. Beat-nya yang menghentak juga dapat memacu denyut jantung dengan hasil yang cepat. Selain kelas yang populer seperti Dance Mixx Jazzercise program, masih ada berbagai kelas untuk dipilih seperti Strike, Fusion, Core, Strenghthen45 dan Strength60.
Dance Mixx merupakan dasar dari program Jazzercise. Ada pun Fusion Class merupakan kombinasi latihan kekuatan dan kardio. Latihan ini bermanfaat untuk membakar lemak sekaligus memperbaiki metabolisme. Gerakan-gerakannya mampu membentuk lengan dan kaki yang kencang, otot-otot inti yang kuat, namun tanpa kehilangan lekuk tubuh Anda.
Strike Class boleh dibilang kombinasi dari gerakan-gerakan kickboxing. Pukulan ala jab, hook, kick, dan crunch dilakukan sembari melakukan latihan kardio.
"Untuk itu kami akan menggunakan lebih banyak lagu-lagu yang memiliki gerakan kickboxing. Koreografi kami dirancang berdasarkan lagu-lagunya. Jadi dengan lagu hip hip, kami membuat gerakan hip hop. Setiap lagu dirancang menurut gaya dan feel dari lagu-lagunya," tambah Christina Yap, District Manager untuk Jazzercise Malaysia dan Indonesia.
Sesuai namanya, Core Class melatih gerakan yang berfokus pada otot-otot inti (punggung, perut, pinggang, dan pinggul). Sedangkan Strength Class ditujukan untuk membentuk dan menguatkan otot-otot. Anda akan banyak melakukan gerakan sambil berdiri maupun berbaring. Di bagian ini ada latihan plank, yang baik untuk melatih otot sekitar perut. Anda juga akan menggunakan alat-alat seperti stability balls, weights, tubes, dan resistance band.
"Sesi ini menguatkan tubuh yang baru dilatih dengan cepat, karena waktu terbaik untuk menggerakkan otot-otot adalah saat tubuh kita masih hangat. Sesuai grafik naik-turunnya intensitas latihan, saat itu kita harus melakukan pendinginan, tapi sekaligus kita perlu melatih otot-otot," tuturnya.
Meskipun latihan ini tergolong berat, namun setiap orang bisa melakukannya selama tidak mengalami gangguan atau cidera pada otot dan sendi-sendi. Bahkan latihan ini aman untuk ibu hamil, asalkankehamilannya tidak bermasalah. Yang pasti, sebelum mulai latihan peserta disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter apakah latihan ini memungkinkan untuk kondisinya masing-masing. Selain itu, gerakan bisa disesuaikan dengan kemampuan. Misalnya, mereka yang sudah lanjut usia tidak perlu melakukan gerakan melompat, cukup dengan sedikit lonjakan saja.
Penulis | : | Felicitas Harmandini |
Editor | : | Felicitas Harmandini |
KOMENTAR