Banyak orang yang menyepelekan nyeri perut yang mereka alami. Biasanya hanya menyebut sakit perut karena masuk angin biasa atau karena mengonsumsi makanan pedas, padahal nyatanya tidak. Nyeri perut bukan hanya pertanda sakit mag, bisa jadi gejala penyakit batu empedu.
Tips mencegah sakit batu empedu yang dimulai dengan gejala nyeri perut akibat batu empedu bisa dengan mengurangi makanan berlemak, terutama pada perempuan yang berisiko lebih besar.
Pernahkah Anda merasakan sakit perut mirip sakit mag, yaitu perut terasa kembung, sakit pada ulu hati yang menjalar ke punggung, banyak sendawa dan banyak buang angin? Penderita penyakit batu pada kantong empedu biasanya merasakan keluhan seperti itu.
Baca: Agar Tifus Tak "Mampir" Lagi
Seperti apa, sih, kantong empedu? Kantong empedu atau kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.
Pada manusia, panjang kantong empedu sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap. Warna tersebut bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Baca: Penyakit Asam Lambung Hanya Gara-Gara Kopi?
Empedu adalah salah satu bagian yang sangat penting atau sangat berperan dalam sistem pencernaan manusia karena berperan dalam emulsi lemak. “Cairan empedu dihasilkan dari metabolisme liver, berisi garam empedu, bilirubin (hasil penguraian hemoglobin), garam, dan lemak” tutur dr. Taufiq, Sp. PD. KGEH., spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi Rumah Sakit Pondok Indah.
Baca: Manfaat Vitamin C untuk Kesehatan
Cairan empedu nantinya akan masuk ke kantong empedu yang terletak di dekat liver, baru mengalir ke usus. “Jadi, kantong empedu dihubungkan ke liver lewat saluran empedu. Mudahnya adalah dengan mengingat cara kerja penampung air. Air ditampung dulu di penampungan baru disebarkan ke berbagai tempat di rumah.”
Bedanya, di kantong empedu tak hanya ditampung tapi dipekatkan dulu. “Cairan empedu sebagian besar isinya air, hasil metabolisme liver, garam. Cairan tersebut kemudian dipekatkan, airnya diserap oleh sel-sel yang kemudian dilepaskan lagi dan dibuang ke usus. Sehingga warnanya menjadi kuning kehijauan.”
Baca: Apa Hubungan Obesitas dengan Penyakit Kanker?
Noverita K. Waldan/TabloidNOVA
KOMENTAR