Tabloidnova.com - "Jadikan HIV/AIDS itu bagian dari hidup. HIV/AIDS bukan akhir dari hidup, melainkan menjadi awal hidup baru," kata Magdalena Diah Utami (38), ibu dua anak yang terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV).
Magdalena bercerita, semuanya berawal pada tahun 2007. Saat itu, petugas kesehatan menyarankan agar putri pertamanya, Se (8), menjalani tes HIV.
"Se sedang sakit, kan tahun itu mulai muncul HIV ke anak-anak. Petugas kesehatan inisiatif agar dites HIV," ujar Magdalena saat ditemui di rumahnya, di Suryodiningratan Mj 2, Nomor 782, Kota Yogyakarta, Senin (30/11/2015).
Hasil dari tes itu sangat mengejutkan Magdalena. "Se terinfeksi HIV dari ibu (Magdalena). Saya terkejut dan kaget. Se terinfeksi HIV sudah stadium empat," katanya.
Magdalena mengungkapkan, karena sudah stadium empat, sistem kekebalan tubuh putri pertamanya itu pun menjadi lemah. Akibatnya, muncul beberapa penyakit, seperti diare kronis, sariawan, TBC, hingga kelenjar getah bening dan mengalami gizi buruk. "Kurus sekali. Kalau kata kader posyandu sudah gizi buruk," tuturnya.
Sebagai seorang ibu single parent, Magdalena mengaku tak bisa berbuat banyak akan apa yang dialami putrinya. Pasalnya, saat itu, dia buta akan informasi soal HIV.
"Tahun 2008, Desember, saya masih ingat menggendong Se dengan kondisinya sekarat ke gereja. Saya pasrah dan percaya apa pun yang terjadi kepada Tuhan," ujarnya.
Justru dengan keyakinannya itu, Magdalena membulatkan tekadnya untuk mencari solusi akan apa yang dialami putrinya itu. Usahanya tak sia-sia. Lewat Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, dia lantas disarankan untuk mendatangi Dukungan Sebaya, sebuah kelompok dukungan untuk ODHA.
KOMENTAR