Tabloidnova.com - Manajemen ojek berbasis aplikasi, Gojek, menerapkan skors (suspend) massal terhadap ribuan pengemudi yang dinilai melakukan pelanggaran.
Kecurangan dalam bisnis Gojek ternyata benar adanya. Salah seorang supir Gojek asal Bandung yang berinisial HY mengakui bahwa terdapat dua modus kecurangan yang kerap dilakukan para pengemudi Go-Jek.
"Pertama, Fake GPS, kedua, pesanan palsu," katanya saat ditemui di kawasan Jalan Kopo, Bandung, Selasa (1/12/2015).
Dia menjelaskan, Fake GPS merupakan sebuah aplikasi. Dengan aplikasi ini, pengemudi Go-Jek bisa memperlebar radius pengambilan pesanan meski berada di luar radius pengambilan. Aplikasi itu pun bisa diunduh secara gratis.
"Misalkan, kawasan Dago paling ramai. Nah, dengan Fake GPS, kita bisa masuk ke radius jangkauan. Normalnya, pesanan bisa diambil jika kita berada di jarak kurang dari 10 kilometer dari pemesan. Dengan Fake GPS, kita bisa ambil meski jaraknya lebih dari 10 kilometer," ucapnya.
Namun, aksi tersebut, kata dia, mudah terlacak lantaran proses penjemputan penumpang yang memakan waktu lama. "Gampang ketahuan kalau itu mah," kata pria berusia 31 tahun itu.
Baca juga: Gojek "Suspend" 10 Ribu Supir, Ini Alasannya
Meski begitu, dia mengaku tidak pernah melakukan kecurangan selama bergabung dengan Go-Jek. "Makanya, saya tidak terkena suspend," kata dia.
Aksi kecurangan lain yang lazim dilakukan pengemudi Go-Jek ialah pesanan palsu. Pengemudi Go-Jek, yang biasa disapa Ave (19), mengatakan, pesanan palsu dilakukan pengemudi dengan menggunakan dua smartphone.
"Sederhananya, dia yang pesan, dia juga yang narik. Karena driver yang jaraknya paling dekat biasanya paling cepat menangkap pesanan," tuturnya.
Dia mengaku kerap melakukan aksi licik itu pada saat akhir pekan. "Akhirnya, saya ketahuan dan dapat suspend serta denda Rp 2 juta," ujarnya.
Dendi Ramdhani / Kompas.com
KOMENTAR