Seperti lokasi wisata lain, Kintamani juga sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung wisata seperti penginapan dan tempat makan. Salah satu tempat makan yang bisa dicoba adalah Lakeview Restaurant. Pemandangan indah Gunung dan Danau Batur menemani makan siang di restauran yang menyediakan beragam jenis makanan dalam dan luar negeri itu.
Karya Maestro
Perjalanan kembali dilanjutkan dengan tujuan museum yang berisi karya seni lukis hasil buah tangan Antonio Blanco yang terletak di kawasan Ubud. Perjalanan sejauh 33 kilometer itu kembali membawa kami melewati perbukitan dengan jalan yang berkelok. Meski jalan yang kami tempuh tidak terlalu lebar, kondisi aspal bisa dibilang mulus dan terawat baik. Sehingga perjalanan berlangsung nyaman dan lancar tanpa hambatan berarti.
Maestro seni lukis dunia bernama lengkap Antonio Maria Blanco ini lahir di Manila, Filipina pada 15 September 1912. Pria berdarah Spanyol yang meninggal pada 10 Desember 1999 itu tiba dan tinggal di Bali sejak tahun 1952. Karya suami Ni Ronji yang dinikahinya pada 1953 itu sudah mendunia dan menjadi koleksi tokoh ternama.
Beberapa karya ayah beranak empat ini masih tersimpan rapi dalam museum yang berdiri di area seluas 20.000 meter persegi. Museum bernama The Blanco Renaissance yang diresmikan pada tanggal 15 September 2001 silam itu kini dikelola oleh putra keduanya, Mario Blanco. Terletak di Jalan Raya Campuhan, Desa Sayan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, museum dibuka untuk umum dari pukul 09.00 hingga 17.00 WITA.
Perjalanan hari kedua ini berakhir setelah menempuh perjalanan sejauh 12 kilometer dari museum ke sebuah lokasi bernama Maya Ubud. Hotel berbintang lima ini dikelilingi suasana alami dengan sungai, sawah dan pepohon rindang. Sore hari, burung-burung liar yang terbang bebas di sekitar hotel hinggap di ranting pohon sebagai tempatnya beristirahat.
Dari jendela kamar hotel, terlihat tupai dengan bulu berwarna cokelat berlarian di antara pepohonan. Sesekali mereka mengeluarkan suara seakan saling berinteraksi sebelum berkejaran, melompat dari pohon ke pohon. Suasana hotel yang masih alami menghadirkan ketenangan dan kenyamanan untuk menutup hari.
Perjalanan hari ketiga dan terakhir dimulai dengan berjalan-jalan di sekeliling hotel, menikmati taman berudara bersih dan segar. Setelah sarapan dan membereskan tas, kami kembali menyusuri rute sepanjang kurang lebih 35 kilometer menuju Bandara Ngurah Rai untuk pulang ke Jakarta.
Tak lupa ditengah perjalanan mampir membeli oleh-oleh dan menikmati sajian khas Ubud, Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku. Sesuai dengan namanya, Nasi Ayam Kedewatan memiliki beragam menu masakan dari ayam, seperti daging ayam suwir dan sate lilit dengan sambal pedas yang membuat penikmatnya berkeringat.
Edwin Yusman F.,
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR