Dalam acara Catventure yang berlangsung di Bintaro Exchange pada Minggu (17/4) lalu, Sani B. Hermawan, Psi,. mengatakan bahwa hadirnya satwa peliharaan dalam sebuah keluarga membawa manfaat positif.
“Dalam hubungan dengan anggota keluarga bahkan dapat meningkatkan ikatan emosional antara orangtua dan anak,” tukasnya. Nah, apa saja manfaat memelihara kucing bagi anak?
BACA: Makanan yang Berbahaya Bagi Kucing
1. Mengasah aspek sosial
Satwa peliharaan seperti kucing menurutnya dapat membangun sikap bersosialisasi yang baik pada anak. “Kucing yang dianggap sebagai bagian dari anggota keluarga dapat membangun afeksi. Sehingga memunculkan sikap care, empati dan ikatan kuat dalam membagi peranan antara anggota keluarga. Tentunya dalam membagi peran perlu disesuaikan dengan usia anak,” bebernya.
2. Meningkatkan Penghargaan Diri
Dari penelitian Journal of Personality and Social Psychology yang berjudul Creatures Comfort: An Exploration of Pet Owners and Their Experiences of Wellbeing Gained Thorugh Their Relationship with Their Companions Animal. “Memelihara kucing bisa meningkatkan self esteem yang tinggi,” tukasnya.
3. Menumbuhkan Emosi Positif
Lanjut Sani, ini terjadi karena anak merasa bertanggungjawab akan satwa peliharaannya, sehingga ia tumbuh menjadi manusia yang lebih ekspresif dan bahagia.
Ketika menunjukan kasih sayangnya terhadap kucing dengan cara mengusap kucing diyakini dapat mentransfer banyak emosi positif. "Sehingga membangun kedekatan, rasa peduli dengan sesama makhluk, dan meningkatkan ketenangan jiwa,” ungkapnya.
BACA: 7 Kesalahan yang Dilakukan Pemilik Kucing
Jika Anak Takut Kucing...
Diakui Sani bahwa memang tidak semua orang menyukai keberadaan satwa peliharaan seperti kucing. Hal ini muncul dengan beragam alasan, salah satu penyebabnya adalah takut dengan kucing. Melihat adanya pengaruh positif dari kehadiran satwa peliharaan seperti kucing, mungkin dapat coba mengatasi rasa takut tersebut.
Sebelum mulai mengatasi rasa takut terhadap kucing, perlu diketahui dari mana rasa takut itu muncul. Apakah pernah ada pengalaman kurang menyenangkan dengan kucing, misalnya pernah digigit atau dicakar kucing. Menonton sebuah tayangan yang menakutkan mengenai kucing, pernah melihat atau mendengar pengalaman orang lain.
Untuk mengatasinya, “Desensitization therapy dengan menetralkan rasa takut atau tidak nyaman terhadap kucing. Bisa dilakukan melalui melihat atau membuat gambar kucing, menonton video lucu tentang kucing. Baru setelah itu melihat kucing secara langsung dari kejauhan. Ketika sudah merasa aman dan nyaman, perlahan mendekat dan mulai menyentuh,” tutupnya.
Edwin F. Yusman
Rilis Inclusivision Project, Honda Beri Wadah Teman Color Blind Ekspresikan Diri
KOMENTAR