Yuhyina Maisura, MA., dari Yayasan Kita dan Buah Hati mengatakan, Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk menjalin bonding atau kelekatan, baik secara fisik maupun psikis dengan keluarga di rumah.
Boleh dibilang, bonding dengan anak saat puasa ini tentunya berbeda.
“Di luar bulan puasa, umumnya seringkali keluarga tak sempat makan bersama karena terburu-buru dengan jam aktivitas yang masing-masing berbeda, misalnya saat sarapan. Begitupun di waktu makan malam, ayah atau ibu belum pulang ke rumah karena masih di perjalanan terjebak kemacetan,” papar psikolog yang akrab disapa Sarra.
Nah, sedangkan di Ramadan ini, hampir semua anggota keluarga bisa makan sahur bersama. Selain itu, banyak perusahaan atau tempat kerja yang mengizinkan karyawan untuk pulang lebih awal dari jam kerja biasanya agar bisa berbuka di rumah.
“Dengan kuantitas bonding yang bertambah ini, otomatis kualitasnya pun bertambah. Soalnya, tak ada quality time tanpa quantity time."
Bagi anak-anak, momen sahur dan berbuka menjadi momen yang penting. Saat inilah bonding yang lebih kuat akan terjalin. Kita tahu, energi anak saat sahur dan berbuka sangat berbeda dengan momen makan di waktu lain. Misal, ketika sahur, anak dalam kondisi masih mengantuk. Bagaimana ibu dapat membangunkan dan membujuk anak untuk makan sahur tentu menjadi tantangan tersendiri.
“Butuh pendekatan yang berbeda untuk setiap anak. Kalau kurang tepat caranya, bisa saja anak ngambek dan tak mau sahur. Bagaimana ibu bisa membangun suasana yang nyaman sehingga anak bersemangat untuk makan sahur. Di kala itulah, bonding dijalin.”
Pun, ketika menunggu waktu berbuka. Kala itu, energi anak sudah habis terkuras tidak makan dan minum lebih dari 12 jam. Anak dalam kondisi lemas dan malas melakukan apapun. Bila tak diberi semangat dan motivasi oleh orangtua, boleh jadi sejak siang dia sudah membatalkan puasa.
Di sini pula, perlu pendekatan dari orangtua yang sekaligus mengasah bonding antara kedua pihak.
Nah, dalam praktiknya, ada berbagai aktivitas yang dapat dilakukan bersama untuk lebih menjadi bonding antara orangtua dan anak di Ramadan ini. Berikut uraian selengkapnya:
1. Menceritakan kisah teladan dan inspiratif
Anda dapat menceritakan kisah-kisah teladan dan inspiratif Islami kepada anak. Misal, sediakan beberapa menit saja waktu sebelum berbuka bersama. Cerita yang disampaikan bisa apa saja, terutama terkait ibadah puasa, nilai-nilai, dan sebagainya. Banyak sekali kisah yang bisa dikupas bersama.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR