Sebelumnya Anda dapat mencari sumber cerita dari berbagai buku atau literatur, browsing di internet dan sebagainya. Waktu sedikit tapi berkualitas seperti ini lebih penting ketimbang masing-masing menunggu waktu puasa dengan memainkan gadget-nya.
2. Merencanakan bersama menu buka dan sahur
Orangtua dan anak bisa duduk bersama mendiskusikan rencana menu apa untuk buka dan sahur dalam sebulan ini. Jelaskan pada anak kenapa menu yang dipilih harus yang bergizi, sehat, lengkap, cukup, variatif dan mudah. Misal, kita dapat mengatakan bahwa makanan sahur harus cukup memberi energi agar tahan lapar selama lebih dari 12 jam.
Selain itu, makanan berbuka harus mengenyangkan tapi tidak begitu berat dicerna perut yang lama kosong.
Kemudian, buatlah daftar makanan favorit sang buah hati. Pilih mana makanan yang cocok sebagai menu berbuka dan juga sahur. Menghidangkan menu favorit anak dapat menjadi pemancing agar anak semangat berpuasa, terutama ketika sahur.
Kenapa? Karena biasanya anak masih mengantuk dan tak berselera makan. Dengan menyediakan menu kesukaan anak, diharapkan dapat membangkitkan selera makannya. Dengan begitu, pada siang hari anak tetap fit, bersemangat, tidak lemas dan dapat puasa sehari penuh.
Nah, dengan melakukan dialog, berdiskusi serta berkomunikasi dua arah membahas menu apa yang akan dihidangkan kala buka dan sahur, akan mempererat bonding antara orangtua dan anak.
BACA: 5 Pertanyaan Terpopuler Tentang Mengajarkan Anak Puasa
3. Berbelanja bersama membeli bahan-bahan makanan
Aktivitas belanja bersama biasanya menyenangkan. Sebelum pergi berbelanja, ajak anak untuk mengecek bahan makanan apa yang sudah habis dan harus dibeli.
Libatkan anak untuk mendata atau membuat daftar apa saja yang perlu dibeli. Ajarkan anak untuk mempertimbangkan berapa jumlah bahan-bahan yang harus dibeli, lalu tentukan pergi ke pasar yang mana. Tiba di pasar, minta anak untuk mencari bahan yang sudah tercatat di daftar.
Bila berbelanja di swalayan, anak bisa diajar mengantre di kasir bahkan membantu memasukkan barang ke kantong yang sudah disiapkan dari rumah. Bahkan, untuk anak kelas 5-6 SD, ia sudah bisa diajak membuat budget, dengan jumlah uang yang ada, bisa untuk membeli berapa banyak bahan makanan. Ia juga bisa diajar membandingkan harga, kualitas dan kuantitas.
KOMENTAR