Tak mudah mengubah persepsi masyarakat soal sulitnya belajar matematika. Di Indonesia, murid sekolah dasar hingga mahasiswa pun menganggap bidang yang satu ini begitu menyeramkan.
Bahkan, hal serupa juga dialami para pengajar yang kompetensinya belum merata. Tak heran jika anggapan ini berlangsung turun-temurun. Padahal, matematika adalah ilmu dasar untuk memecahkan masalah yang prosesnya dilalui melalui logika.
“Sebenarnya matematika itu bikin anak jadi kreatif. Coba pikir, semua hal dalam kehidupan, pasti ada unsur matematikanya. Mulai dari menghitung uang, belajar musik, jadi agar Anda dan anak suka matematika, coba kaitkan semua itu dengan keseharian,” kata Prof. Dr. ret. nat. Widodo. M.S, Guru Besar Matematika dari Universitas Gadjah Mada dalam acara Casio For Education baru-baru ini.
Baca: Mengasah Matematika Anak dengan Belanja Bersama
Kiat lainnya, orangtua pun bisa melakukan 4 hal ini ketika Anda membantu anak-anak belajar matematika di rumah:
1. Tak lebih dari 1 jam
Belajar, apapun bidangnya, saat di usia sekolah sebaiknya tidak dalam kondisi terpaksa. Jika anak-anak belajar, usahakan sekitar 1 jam dengan jeda 15 menit. Hal ini seperti diungkapkan, Farras Hibban Faddila (siswa pemenang olimpiade matematika) yang turut hadir dalam acara.
“Belajar berjam-jam malah enggak efektif karena jadi mandeg. Lebih baik analogikan matematika dengan kesukaan kita, misalnya belanjar perhitungan sin cos tan dengan gerakan ketika olahraga basket,” ujarnya yang kerap me-refresh otak dengan dengar musik dan olahraga.
2. Kaitkan dengan gambar
Ketika anak merasa sulit, kaitkan dengan gambar dan konteks yang penuh unsur ‘fun’. Sebab angka diproses di otak kiri, sedangkan visual di otak kanan. Agar seimbang jangan terus-menerus di satu sisi.
Baca: Umur Berapa Anak Boleh Pakai Kalkulator untuk Belajar Matematika?
3. Cerita tokoh hebat di bidang matematika
Menurut Widodo, orangtua dapat bercerita tentang tokoh-tokoh dunia yang pintar matematika dan bisa menjadi inspirasi anak agar semangat belajar.
4. Nilai jelek jangan dimarahi
Namun, bantu kesulitan anak. Ketika sudah tahu mana letak ketidakmampuannya, orangtua bisa mengarahkan anak agar kemampuan memecahkan soal bisa diasah.
“Matematika itu queen of science. Jangan dijadikan musuh. Kalau ada soal sulit, asah lagi dengan logika. Rasanya pasti menyenangkan kalau bisa memecahkan soal-soal itu,” saran Farras lagi.
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR