Salah satu dampak dari kekurangan waktu tidur adalah rasa lelah atau mengantuk di luar waktu istirahat. Saat hal ini terjadi, otak masih merasakan kelelahan namun tetap bertahan agar kita tetap terjaga. Akibatnya kita dapat mengalami microsleep atau tertidur secara tiba-tiba namun hanya dalam waktu yang sangat singkat.
Apa itu microsleep?
Microsleep tidak seperti tidur biasa, karena microsleep adalah suatu kejadian hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang karena merasa lelah atau mengantuk.
Kejadian microsleep pada umumnya hanya berlangsung sekitar satu detik hingga dua menit, namun durasi tersebut dapat bertambah lama jika seseorang benar-benar memasuki kondisi tidur.
Microsleep sering terjadi saat seseorang melakukan pekerjaan yang monoton seperti berkendara atau menatap layar dalam waktu yang lama.
Seseorang yang mengalami microsleep tidak menyadari jika dirinya tertidur atau akan memasuki kondisi tidur, kondisi ini juga dapat terjadi dengan mata terbuka dengan pandangan kosong.
Microsleep juga ditandai dengan gerakan kepala seperti mengangguk dan mengedipkan mata yang terlalu sering serta tidak dapat mengingat hal yang terjadi satu pada beberapa menit sebelumnya. Setelah tertidur, seseorang yang mengalami microsleep sering terbangun dengan perasaan lebih segar dalam waktu yang singkat.
Baca: 4 Tahap yang Menandakan Tidur Anda Berkualitas
Apa yang terjadi saat seseorang mengalami microsleep alias ketiduran singkat?
Secara sederhana, microsleep terjadi karena otak memasuki kondisi istirahat atau tidur saat tubuh masih beraktivitas dalam kondisi terjaga. Hal ini disebabkan otak tidak dapat bertahan di antara rasa lelah dan kondisi terjaga. Meskipun demikian, tidak semua bagian otak tertidur.
Suatu studi menemukan bahwa gejala microsleep diakibatkan berkurangnya aktivitas otak bagian thalamus yang berperan dalam meneruskan respon ke bagian anggota gerak. Thalamus juga berperan dalam mengatur mekanisme tertidur sehingga adanya penurunan aktivitas dapat dengan mudah membuat seseorang tertidur.
Di sisi lain, bagian otak yang memproses stimulus dari saraf tetap bekerja dan mengalami peningkatan aktivitas sehingga menyebabkan lobus parietal otak menjadi bagian utama untuk mengembalikan kesadaran.
Baca: 5 Penyebab Mudah Ngantuk Selain Kurang Tidur
Microsleep dapat menyebabkan kecelakaan
Dalam keadaan normal, otak dapat menangkap dan memproses berbagai stimulus, sedangkan jika mengalami kelelahan terjadi pemurunan konsentrasi sehingga fungsi ini menjadi lebih terbatas terhadap stimulus yang lebih kuat. Itulah sebabnya pekerjaan yang monoton akan lebih mungkin menimbulkan rasa kantuk terutama saat kekurangan waktu tidur.
Hal ini tentu saja akan sangat berbahaya saat kita kehilangan kesadaran saat sedang mengendarai kendaraan karena tidak dapat mengontrol arah dan laju kendaraan. Pada kenyataanya, tertidur saat sedang berkendara adalah penyebab umum kecelakaan lalu lintas.
Namun hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi otak saat kekurangan tidur yang menyebabkan seseorang menjadi lebih tidak sabaran, sulit mengambil keputusan dan menurunkan kemampuan dalam beraktivitas.
Tidak hanya merugikan secara finansial, kecelakaan akibat mengantuk sering kali menyebabkan kematian banyak orang.
Fenomena microsleep sendiri pernah tercatat sebagai penyebab utama human error pada tragedi di dunia pada tahun 1980-an, di antaranya ledakan nuklir di Chernobyl, kebocoran minyak kapal Exxon Valdez di Alaska, dan tragedi pesawat luar angkasa NASA.
Baca: Posisi Tidur Ini Mampu Hilangkan Kantung Mata dan Lingkaran Hitam
Faktor-faktor yang membuat Anda berisiko mengalami microsleep:
Baca: Sering Tersentak Saat Tidur? Ini Sebabnya
Yang perlu dilakukan untuk menghindari microsleeps
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR