Sahabat NOVA, selain memperhatikan kesehatan anggota keluarga, sebagai perempuan tentu kita pun wajib tahu cara menjaga kesehatan diri sendiri.
Karena mencegah lebih baik daripada mengobati, mengapa hal itu tak dilakukan dari sekarang? Mari ikuti panduan #29carasehat dari NOVA dalam rangkaian artikel kesehatan untuk perempuan.
Tentu kita tak perlu menunggu usia 40 tahun untuk melakukannya. Sebab tanpa kita sadari, hormon estrogen yang diproduksi tubuh tak lagi bekerja seoptimal ketika usia kita masih muda.
Tak heran jika kemudian gangguan kesehatan mulai menyerang tubuh kita. Terutama, yang harus kita perhatikan adalah penyakit-penyakit yang rentan menyerang perempuan. Salah satunya, kanker serviks atau kanker mulut rahim.
Kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Dari sekian banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai sepertiganya.
Bahkan dari data WHO (World Health Organization) tercatat, setiap tahun ribuan wanita meninggal karena penyakit kanker serviks ini. Bisa dikatakan kanker serviks menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita di dunia.
Kanker ini muncul pada leher rahim yang berfungsi sebagai pintu masuk dari vagina menuju rahim. Perempuan pada usia berapapun bisa terkena kanker serviks, terutama mereka yang aktif secara seksual.
Apa saja gejala terkena kanker serviks? Berikut ciri-cirinya:
1. Perdarahan di vagina paska senggama
2. Perdarahan spontan di luar haid
3. Keputihan yang berulang, bau, gatal, atau panas
4. Nyeri di panggul, pinggang, dan tungkai
5. Gangguan berkemih dan pembesaran ginjal
6. Nyeri di kandung kemih dan rektum atau anus
7. Penurunan berat badan secara drastis
Namun, sebenarnya ada cara yang bisa dilakukan untuk bisa terbebas dari penyakit ini. Yakni dengan rutin melakukan tes pap smear.
Menurut dr. Yurni Satria, M.Phil., dari Yayasan Kanker Indonesia, pap smear adalah salah satu pemeriksaan untuk melihat apakah terjadi sel-sel abnormal, pra kanker, atau infeksi di leher rahim dengan cara mengambil lendir di leher rahim.
Prosedur pelaksanaannya sendiri sangatlah mudah, cepat, dan tidak menyakitkan. Yaitu:
1. Sekitar 1-2 minggu setelah haid, pasien (usia 25-60) bisa datang ke dokter patologi dan anatomi atau bidan untuk melakukan pap smear (terutama wanita usia yang aktif berhubungan seksual).
2. Ingat, 1 hari sebelum pemeriksaan, jangan dulu melakukan hubungan seksual dan mencuci vaginanya dengan sabun, gel, dan lain-lain (cukup dengan air bersih), karena dapat mengacaukan hasil tes.
3. Saat pemeriksaan, dokter/bidan akan mengambil pusaktan sel yang berada di batasan antara squamous sel dan kolumnar sel (sel kanker lebih senang berada di batasan itu) dengan Aylesbury spatula atau endocervical brush.
4. Lalu pusaktan sel diletakkan dalam gelas objek, dicampur dengan alkohol 70 persen, diberi pewarna, dan dikirim ke laboratoriun patologi dan anatomi.
5. Hasil pemeriksaan biasanya akan keluar setelah 1 minggu dan selama itu pun pasien bisa beraktivitas seperti biasa.
Lalu apa yang dilakukan pasien jika pada leher rahimnya ditemukan sel pra kanker?
Dokter/bidan pastinya akan langsung melakukan tindakan pengobatan. Untuk menghindar terjangkit dari penyakit ini, ada baiknya tiap wanita memeriksakan dirinya (melakukan pap smear) minimal 1 kali dalam setahun. Jika selama 3 tahun berturut-turut hasilnya normal, secara otomatis dokter akan mengurangi frekuensinya.
Meski risiko kanker serviks ditentukan oleh bertambahnya usia, ada baiknya Anda melakukan pap smear 3 tahun sekali secara rutin sebelum menopause.
Namun, tes ini bisa dihentikan ketika Anda berusia 65 atau 70 tahun setelah Anda dinyatakan bebas dari human papillomavirus atau HPV (virus penyebab) selama 10 tahun terakhir.
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR