Sehat tak berarti organ tubuh kita selalu dalam keadaan yang baik. Banyak orang beranggapan tubuh yang sehat tak menandakan ada penyakit tertentu.
Padahal, status kesehatan seseorang hanya bisa diketahui dari check up berkala. Namun, kesadaran orang untuk melakukan medical check up belum terlampau banyak.
Rangkaian pemeriksaan kesehatan ini sebetulnya justru amat baik dilakukan karena bisa mengobati penyakit yang ditemukan lebih dini.
Kapan waktu yang tepat untuk melakukannya?
Setiap perempuan maupun laki-laki dianjurkan untuk melakukan medical check up secara rutin setiap 1 atau 2 tahun terutama bagi usia-usia produktif. Bukan hanya ketika sudah lanjut usia dan menderita penyakit tertentu, lo.
Dan tak jarang medical check up juga dapat dilakukan bila ada kebutuhan khusus seperti pra nikah dan kepentingan pekerjaan.
Baca; #29CaraSehat: Ketahui Gejala Asam Urat Tinggi dari Tanda-tanda Ini
Tapi, mengapa masih banyak orang enggan melakukannya?
Kondisi fisik yang terasa sehat dan rasa khawatir (psikologis) jika dirinya mengidap penyakit tertentu menjadi alasan mengapa ada banyak orang tak mau medical check up.
Terlebih pasien juga datang sewaktu ada keluhan dan dari segi biaya pemeriksaan ini memang memerlukan biaya khusus yang tak sedikit.
Seperti dikemukakan dr. Lita Sondakh ketika ditemui di bagian MCU Rumah Sakit Medistra, gaya hidup serta kondisi lingkungan saat ini mengakibatkan patokan umur yang berisiko terkena penyakit tertentu mengalami pergeseran.
"Sebutlah hipertensi, diabetes, dan jantung koroner. Dulu, penyakit ini banyak diderita orang berusia 40 tahun ke atas, namun kini banyak juga pasien berusia 30 tahunan yang mengalaminya," tambah Lita.
Baca: #29CaraSehat: Yuk, Rutin Periksa Payudara Sendiri di Rumah dengan 4 Cara Ini
Bahkan, tiga penyakit yang paling banyak ditemukan ketika MCU, yaitu kolesterol, trigliserida, dan asam urat, kini mulai banyak ditemukan pada pasien yang baru menginjak usia kepala dua alias 20 - 29 tahun.
"Bagi yang tahu ada riwayat penyakit yang dapat ditularkan atau diturunkan secara genetik dari orangtua, misalnya jantung koroner, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, dan asma, sebaiknya sesegera mungkin memeriksakan kesehatannya," tutur Lita.
Sementara bila tak ada riwayat kesehatan tertentu yang mungkin diturunkan pada Anda, sebaiknya mulai melakukan MCU secara berkala sejak usia 30 tahun.
Baca: #29CaraSehat: Alasan Penting Mengapa Periksa Gigi Wajib Dilakukan 6 Bulan Sekali
Lalu berdasarkan usia, pemeriksaan apa saja yang dilakukan saat medical check up?
Usia 18 - 29 Tahun
Medical check up, menurut dr. Lita, dapat dimulai pada usia 18 tahun. "Karena pada usia di bawah 18 tahun seseorang masih masuk kategori anak-anak, sehingga pemeriksaan mengenai kondisi medis hingga tumbuh kembang masih dilakukan oleh dokter anak," ujar Lita.
Pada rentang usia 18-29 tahun, medical check up sebaiknya meliputi pemeriksaan fungsi paru, USG abdomen, foto Thorax, dan tes jantung dengan menggunakan EKG dan treadmill.
Baca: #29CaraSehat: 5 Jenis Tes Gula Darah untuk Mengetahui Risiko Diabetes
Sementara pemeriksaan laboratorium yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan hematologi lengkap.
2.Pengecekan kadar gula darah puasa dan kadar gula darah setelah 2 jam makan.
3.Tes fungsi hati.
4.Tes fungsi ginjal.
5. Profil lemak (pengecekan kadar kolesterol dan trigliserida)
6. Tes urine lengkap
7. Tes feses lengkap
Baca: #29CaraSehat: Manfaat Tes Profil Lipid untuk Hindari Serangan Jantung Akibat Kolesterol
Usia 30 Tahun Ke Atas
Pada usia 30 tahun ke atas dianjurkan rutin untuk mengambil pemeriksaan yang lebih lengkap. Komponen-komponen pemeriksaan dasar yang disebutkan di atas turut dilakukan, hanya ditambah dengan pemeriksaan berikut:
1. Pemeriksaan dengan dokter gigi, dokter spesialis mata, dan dokter THT.
2. Pemeriksaan dengan ginekolog khusus untuk wanita.
3. Hepatitis B Marker untuk mendiagnosis penyakit hepatitis B.
4.Hepatitis C Marker untuk mendiagnosis penyakit hepatitis C.
5. Agregrasi trombosit.
Baca: #29CaraSehat : Rutin Pap Smear 1 Kali Setahun, Cegah Kanker Serviks pada Perempuan
6. Tumor Marker misalnya pemeriksaan kadar CEA dan AFP, dan khusus untuk pria ada pula PSA screening untuk deteksi dini kanker prostat.
7. Deteksi dini kanker leher rahim dengan pemeriksaan ginekologi dan pap's smear.
8. Deteksi dini kanker payudara dengan mammografi atau USG.
9.Pemeriksaan Bone Densitometri atau ketebalan warna tulang untuk mendiagnosis tulang keropos.
10.Pemeriksaan tambahan yang juga dapat diambil adalah cardiovascular check up, yaitu pemeriksaan jantung secara menyeluruh.
Baca: #29CaraSehat: Tes Hematologi Lengkap Bantu Mengetahui Kualitas Kesehatan Tubuh
Akan tetapi, Lita menegaskan, semua jenis pemeriksaan ini sebenarnya dapat dilakukan sejak dini.
"Apalagi jika diketahui orangtua memiliki riwayat penyakit yang dapat ditularkan atau jika ada tanda-tanda yang mengindikasikan penyakit-penyakit tertentu yang lebih spesifik," papar Lita.
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR