Sekilas, seorang anak menderita autis akan terihat sama dengan orang normal pada umumnya. Hal ini lantaran tidak ada yang berbeda secara fisik, seperti halnya penderita down syndrome.
Sulitnya membedakan seseorang yang menderita autis dengan orang normal inilah yang membuat banyak orang tua terlambat menyadari bahwa anaknya ‘berbeda’ dengan anak yang lain.
Autis sendiri adalah masalah ‘ketidakmampuan’ yang ditandai dengan adanya gangguan dalam komunikasi, interaksi sosial, gangguan indra, pola bermain dan perilaku emosi.
Baca: Menggambar, Penanganan Terbaik untuk Penderita Autis
Tidak sedikit orang tua yang baru menyadari anaknya menderita autis saat sudah berumur di atas lima tahun bahkan lebih. Padahal hal ini bisa dideteksi sejak dini.
Herris Setya, General Manager dari Optima Media pun mengungkapkan pengalamannya ketika merawat anaknya yang menderita autis. Termasuk saat terlambat mengenali gejala autis pada anaknya.
“Awalnya anak saya biasa saja dan tidak ada yang berbeda. Namun, saya mulai curiga ketika anak saya itu belum bisa bicara hingga usia 3 tahun. Saya pun akhirnya membawa anak saya ke dokter hingga berkali-kali.”
Menurut Herris, dokter selalu mengatakan bahwa anaknya baik-baik saja dan sehat.
“Akhirnya memang ada yang merekomendasikan untuk menemui dokter khusus autis dan benar saja, ternyata anak saya menderita autis,” ujarnya saat ditemui di acara peluncuran program ‘Kita Sama’ di bilangan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Baca: Orangtua Berbagi Suka Duka Mengasuh Anak Autisme
Menurut Herris, sedikitnya informasi mengenai penyakit autis juga menjadi salah satu penyebab banyaknya orang tua yang terlambat memberikan penanganan.
Sebab apabila dilihat, penderita autis memang terlihat sama seperti orang normal lainnya. Sehingga, para orang tua tidak menyadari dan tidak tahu bagaimana ciri, gejala serta penanganan yang tepat untuk penderita autis ini.
“Intinya, jangan tunggu sampai anak Anda terlihat berbeda. Sejak kecil harus dipantau. Apabila anak sudah mulai terlambat bicara, suka menyendiri atau sangat hiperaktif dan hanya menyukai hal-hal tertentu saja hingga sering menggumam, Anda harus segera membawanya ke psikolog atau dokter anak. Sebab, hal ini bisa menjadi gejala autis. Semakin cepat tahu, semakin cepat juga memberikan penanganan yang tepat,” ujarnya.
Laili Ira Maslakhah/NOVA.id
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR