Sepasang mata mampu mencerminkan kesehatan, kesegaran, dan tentunya mempengaruhi penampilan kita sendiri setiap harinya.
Namun, seringkali kondisi mata tertentu membuat kita tak percaya diri.
Misalnya, pada bagian kelopak.
Kelopak mata terdiri dari dua bagian, yaitu atas dan bawah.
Tapi, tak jarang kita ingin memperbaiki bentuk kelopak mata hingga memilih melakukan operasi kelopak mata yang disebut blepharoplasty.
(Baca: Jangan Abaikan 3 Gangguan di Mata, Salah Satunya Bintik Putih Dekat Kelopak)
Menurut Dr. Sidik Setiamihardja, SpB., SpBP., dokter spesialis bedah plastik di RS Khusus Bedah Bina Estetika, Menteng, Jakarta, cara ini bisa memperbaiki area mata bisa dilakukan blepharoplasty atau operasi pada kelopak mata bagian atas maupun bawah.
Ada dua hal yang melatarbelakangi dilakukannya operasi kelopak mata, yaitu untuk perbaikan fungsional dan kecantikan.
(Baca: Radang di Kelopak Hingga Timbul Kutu Bulu Mata, Efek Buruk Malas Bersihkan Maskara)
Dalam beberapa kasus, blepharoplasty juga dilakukan pada orang lanjut usia yang memiliki kelopak mata yang sudah kendur.
“Pada kasus seperti ini, blepharoplasty ditujukan untuk memperbaiki penglihatan pasien,” jelasnya.
Pada kelopak mata, berkurangnya elastisitas ditambah dengan gerakan kelopak mata yang terus menerus untuk berkedip mengakibatkan kelopak mata menjadi kendur.
Nah, hal ini ditandai dengan munculnya lipatan ekstra atau tonjolan pada kelopak mata.
(Baca: Mengerikan! Bola Mata Bocah di India Ini Menonjol dan Berdarah Secara Misterius)
“Adanya lipatan berlebih pada kelopak mata bagian atas dapat mengakibatkan terganggunya penglihatan seseorang. Selain itu, mata terlihat menjadi terlihat sayu sehingga mengganggu penampilan dan terlihat lebih tua,” papar Dr. Sidik.
Blepharoplasty menjadi salah satu solusi untuk mempercantik penampilan, terutama di bagian mata kita.
Prosedur ini umumnya membutuhkan waktu selama kurang lebih 2 jam, dan hanya membutuhkan anestesi lokal.
(Baca: Disuntik Obat Bius, Tiga Pasien Meninggal Dunia)
Hasil operasi blepharoplasty setidaknya bisa bertahan selama 5 hingga 7 tahun.
Namun, kita juga harus cerdas apabila ingin melakukan prosedur ini.
“Dokter akan memastikan pasien tahu tentang risiko yang mungkin terjadi setelah operasi, seperti infeksi, mata kering, dan bekas luka sayatan,” tutupnya.
Penulis | : | Dionysia Mayang |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR