Detak jantung tiba-tiba terasa lebih cepat dan keras dari biasanya. Sampai-sampai kita merasa bisa mendengarnya meski berjarak. Ini membuat kita mengalami rasa takut dan cemas. Apa yang sebenarnya terjadi?
Menurut ulasan www.stopafib.org, secara medis kemungkinan kita terkena fibrilasi atrial. Ini merupakan salah satu masalah jantung terkait dengan iramanya.
Parahnya, jika tidak cepat ditangani fibrilasi atrial berdampak kematian.
(Baca: Waspada! Debar Jantung Tak Teratur Dipicu Penggumpalan Darah di Paru-paru)
Gejalanya fibrilasi atrial adalah detak jantung lebih cepat dan lebih keras dalam jangka waktu lama. Terasa juga nyeri di dada dan keluar keringat banyak. Keadaan ini memang mirip dengan serangan jantung.
Gejala selanjutnya adalah detak jantung yang tadinya lebih keras, kini tidak menentu bahkan cenderung melemah dan terasa tidak berdetak. Bila dalam kondisi ini, kita akan merasakan pusing, lemah, lelah, dan napas yang terengah-engah.
(Baca: 2 Jenis Penyakit Jantung Paling Banyak Diderita di Indonesia dan Cara Mencegahnya)
Jika fibrilasi atrial dimulai dengan detak jantung yang lemah, pasti lama kelamaan tubuh merasa lemah sepertinya tenaga kita sudah hampir terkuras.
Sebaliknya, jika serangan dimulai dengan detakan yang berdebar, kita merasakan sensasi tubuh tegang yang tidak seperti biasanya.
Pasien dengan fibrilasi atrial kerap menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang kekurangan kapasitas untuk hidup.
(Baca: Jantung Berdebar-debar dan Sesak Napas? Mungkin Karena Kurang Darah)
Jika pernah mengalami gejala ini, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Tim medis biasanya menyarankan untuk melakukan serangkaian tes untuk meminimalkan risiko.
Tes disesuaikan tingkat fibrilasi atrial, yaitu gejala ringan, berlanjut, hingga permanen.
Tes dapat dilakukan melalui EKG atau Elektrokardiogram. Alat tersebut ditempelkan pada kulit untuk mencatat aktivitas listrik pada jantung dengan menggunakan gelombang.
Bisa juga dilakukan tes treadmill jika fibrilasi atrial berhubungan dengan olahraga.
Atau lewat penelitian elektrofisiologi yang lebih rinci dengan kateter dan dilakukan di laboratorium. Saat pemeriksaan, jantung akan diinduksi dengan ketukan tak menentu dan diberi obat tertentu.
KOMENTAR