Obesitas atau menumpuknya lemak berlebih dalam tubuh merupakan kondisi tubuh yang bisa menyebabkan berbagai komplikasi dan gangguan kesehatan.
Tak hanya dialami oleh dewasa, namun anak dan remaja pun bisa mengalami obesitas.
Diagnosa obesitas biasanya dihitung berdasarkan indeks masa tubuh atau IMT.
(Baca: Ternyata, Wanita Hamil yang Sering Gunakan Wadah Plastik, Picu Anak Obesitas di Kemudian Hari)
Cara menghitung IMT adalah membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter, atau berat badan (kg) / tinggi badan (m²).
Setelah nilai IMT didapatkan, maka akan ditentukan titiknya pada grafik IMT CDC khususnya pada usia 2 hingga 20 tahun, sesuai usia dan jenis kelamin, seperti yang dijelaskan oleh Dr. Marlyn C. Malonda, SpA., spesialis anak dari Omni Hospitals, Alam Sutera, Tangerang Selatan.
“Kita bisa menerapkan pola makan yang benar pada anak, dengan menghindari makanan tinggi kalori dan lemak seperti makanan fast food, softdrink yang bisa memicu obesitas,” jelas Dr. Marlyn.
Selain itu, memperbanyak konsumsi buah dan sayur sebagai sumber serat sehari-hari.
(Baca: 3 Penyebab Berat Badan Arya Permana Melonjak Hingga 190 Kg)
Lalu yang perlu diperhatikan pada pola makan anak, jangan berlebihan dan tak perlu makan cemilan yang tak sehat seperti kentang goreng, snack dalam kemasan, gorengan , dan juga minuman manis atau softdrink setiap makan.
“Yang harus diwaspadai adalah konsumsi makanan kemasan, yang sebetulnya tinggi lemak,” tutur Dr. Marlyn.
Obesitas pada remaja saat ini bisa dipicu oleh beberapa hal.
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR