Perasaan gundah, raut wajah sedih masih terlihat di wajah Karimah (42), ibunda dari Susi Afitriyani (21), salah seorang korban insiden bom bunuh diri yang terjadi di terminal Kampung Melayu, Jatinegara pada Rabu (24/5).
Bagaimana tidak, Karimah yang baru saja ditinggal suaminya pun disebut mengalami syok saat mendengar putri semata wayang menjadi salah satu korban tragedi ledakan bom.
Putri yang ia panggil dengan nama kesayangan Pipit ini memang hidup jauh darinya yang berdomisili di Karangsembung, Songgom, Brebes.
Pasalnya, demi mengejar cita-cita dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, Pipit memilih kampus yang berada di Jakarta.
Saat tragedi terjadi, sang bunda belum mengetahui hanya kerabat Pipit yang di Jakarta yang mendapatkan laporan.
(Baca : Pasca Tragedi Bom, Karangan Bunga Duka Cita Menghiasi Kawasan Terminal Kampung Melayu )
Kemudian, salah satu kerabat pun mengabarkan kabar bahwa Pipit tengah dirawat karena menjadi salah satu korban ledakan bom.
Sejak dirawat di RS Budhi Asih, Jatingara sejak Rabu malam (24/5), sang ibunda baru bisa datang keesokan harinya.
"Ibu dateng kemarin (Kamis 25/5) dari jam enam sore," ujar Zulfa (19) salah seorang kerabat Pipit, saat dijumpai NOVA.id di RS Budhi Asih.
Sejak kedatangannya, Karimah tak henti-hentinya menitikkan air mata melihat sang putri terbaring tak berdaya dan penuh luka.
"Kalau ibu (Karimah) sih nangis terus. Sekarang sudah mendingan. Diwawancara katanya enggak mau, pokoknya nangis terus," tambahnya.
Menurut Zulfa, sang ibunda Pipit menginginkan agar anaknya bisa mendapatkan rujukan untuk dirawat di kampong halamannya, Brebes.
Penulis | : | Swita Amallia Alessia |
Editor | : | Swita Amallia Alessia |
KOMENTAR