Peristiwa penganiayaan yang terjadi pada IM, bocah berumur 4 tahun terkapar dianiaya oleh petugas kebersihan di salah satu Mal karena dianggap mengotori lantai berbuntut panjang.
Para pelaku pun dengan cepat langsung dibekuk oleh petugas kepolisian.
Namun luka batin dan sakit hati pihak keluarga sepertinya belum kering atas perbuatan para pelaku.
Mengingat kondisi IM (4) saat itu membuat miris sang kaka, yakni Ainu Marista (21) yang tak terima adiknya diperlakukan keji.
(Baca : Begini Kondisi IM Balita Korban Penganiayaan Petugas Kebersihan di Mal Jakarta )
Meskipun kini kondisi sang adik mulai membaik pasca pemulihan di Rumah Sakit Tarakan sejak bulan Mei lalu.
Sepertinya Ainu, anak ke empat dari delapan bersaudara ini mengaku belum ikhlas atas kejadian yang menimpa adik bungsunya.
"Enggak, saya belum bisa ikhlas. Gimana.... adik saya tadinya normal, terus sekarang begini coba, gak bisa dimaafkan gitu aja," ujar Ainu sambil meneteskan air mata saat dijumpai NOVA.id di Mapolsek Tambora, Jakarta Barat pada Kamis (8/6).
Sejak kasus kekerasan terhadap IM dilaporkan ke Mapolsek Tambora pada Jumat (12/5), keesokannya yakni Sabtu (13/5) Sat Reskrim Polsek Tambora berhasil amankan ketiga pelaku, yaitu Y (19), YA (19), dan AA (15).
Hingga saat ini dua dari tiga pelaku diketahui masih jadi tahanan Mapolsek Tambora.
Sedangkan yang seorang lagi terpaksa dilepaskan lantaran masih berstatus anak dibawah umur dan dikenakan wajib lapor.
Sejauh ini kasus tersebut masih dalam proses penyidikan, lantaran kondisi korban IM yang belum bisa dimintai keterangan.
"Nanti biar penyidik yang putuskan apakah berkas sudah lengkap atau belum. Kalau sudah yang pasti kita limpahkan," ujar Kapolsek Tambora, Kompol M. Syafi'i saat dijumpai NOVA.id di Mapolsek Tambora pada Kamis (8/6).
Meski kondisi kesehatan korban telah membaik, kabarnya kedepannya IM akan jalani terapi psikis dengan seorang psikolog anak yang dibantu oleh Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TP2A).
Penulis | : | Swita Amallia Alessia |
Editor | : | Swita Amallia Alessia |
KOMENTAR