Solusinya hanya satu: usahakan untuk selalu duduk tegak, dengan dukungan tulang punggung yang baik dan kepala tegak sejajar bahu.
Postur tubuh yang baik dapat membantu kita membalikkan masalah ini, dan merupakan pilihan gaya hidup yang mengharuskan kita untuk mengingatnya setiap hari agar menjadi kebiasaan yang otomatis.
6. Rentan depresi
Pekerja yang mengendarai kendaraan sendiri atau berangkat dengan transportasi umum dilaporkan kurang mampu untuk menikmati kegiatan sehari-hari dan memiliki lebih banyak kesulitan berkonsentrasi dibandingkan dengan pejalan kaki atau pengendara sepeda, berdasarkan sebuah studi dari University of East Anglia tahun 2014.
Menariknya, para peneliti menemukan bahwa skor kesejahteraan mental menurun untuk mereka yang ngantor dengan mobil gara-gara waktu yang dihabiskan di belakang kemudi meningkat.
Untuk pejalan kaki, justru sebaliknya: mereka yang melakukan perjalanan ke tempat kerja dengan jalan kaki memiliki skor kesehatan mental yang lebih baik.
Selain itu, para peneliti dari University School of Medicine di Saint Louis dan Institut Cooper di Dallas juga mencatat dalam laporan bahwa orang-orang dengan kemacetan minimal 16 km setiap jalan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi terhadap depresi, stres, kecemasan, dan isolasi sosial daripada mereka yang waktu komuternya lebih singkat atau tidak berkomuter sama sekali.
Meski tidak ada banyak yang dapat kita lakukan untuk mempersingkat atau menghilangkan waktu perjalanan, kita dapat mengakalinya dengan melakukan sesuatu seperti mendengarkan lagu atau podcast audio yang menarik.
Kita juga mungkin bisa coba mengobrol dengan orang di sebelah kita saat di perjalanan.
Menurut sebuah studi terbitan Journal of Experimental Psychology tahun 2014, penumpang bus dan kereta komuter melaporkan pengalaman yang lebih positif ketika mereka berkomunikasi dengan penumpang lain daripada ketika mereka menutup diri.
7. Kebahagiaan dan kepuasan hidup merosot
Pekerja yang kantornya jauh, biasanya lebih mudah merasa gugup dan cemas, tidak puas, depresi, dan lebih merasa bahwa hidup mereka tidak bermakna dibanding mereka yang tidak harus menghabiskan waktu lama untuk berangkat ke kantor.
Source | : | Nova |
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR