Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana “kebohohongan online” ini bekerja dan bagaimana cirinya.
Disini para peneliti membuat sebuah program di komputer seperti mesin penjawab layanan jasa online yang digunakan kepada peserta penelitian di dua kampus tersebut.
(Baca juga : Repot Pilih Baju Kondangan ke Pernikahan Kahiyang, Suami Vicky Shu Mengaku 'Manut' Saja Sama Istri )
Tak hanya itu, tim peneliti juga menyuruh para mahasiswa untuk berbohong ketika menjawab setengah pertanyaan dari 30 pertanyaan yang disediakan.
Nyatanya, untuk membuat kebohongan tersebut butuh waktu 10 persen lebih lama dibanding saat menjawab jujur.
Ini karena mereka membutuhkan waktu untuk mereka-reka jawaban.
"Dari eksperimen tersebut, kita menemukan tanda-tanda kebohongan yang sulit dideteksi manusia namun bisa di deteksi secara sistem saat itu juga," jelas Meservy. Namun, bukan berarti setiap kali pasangan lama membalas SMS, berarti dia sedang berbohong.
(Baca juga : Pro dan Kontra Soal Mencium Bibir Anak, Sebelum Saling Menyalahkan, Simak Penjelasan Pakar Dulu )
Berbeda dengan Bella DePaulo, Ph.D, psikolog dari Universitas Virginia, ia mengatakan hampir setiap orang pernah melakukan kebohongan pada pasangannya seperti yang dilansir kompas.com dari laman www.psychologytoday.com.
“hasil dari penelitian yang dilakukan tahun 2006 hampir semua peserta uji coba berbohong satu hingga dua kali sehari” ucap Bella DePaulo.
Ia juga menemukan hal menarik dalam hubungan suami istri, yakni setiap harinya seseorang yang selingkuh mengaku melakukan kebohongan soal hal yang kecil sebesar 10 persen.
DePaulo mengatakan jika mereka yang berselingkuh rela berbohong hal yang sepelu utnuk menutupi perselingkuhannya.
"Mereka rela berbohong hal yang sepele setiap harinya, agar menutupi pengkhianatan besar yag dilakukannya terhadap pasangan hidup mereka," pungkasnya.
(Michael Hangga Wismabrata/ Kompas.com)
KOMENTAR