Terkadang ada warga yang mengasihaninya dengan memberikan pekerjaan mengupas ubi dan diberi uang sebesar Rp 5.000. Uang tersebut langsung dibelikan beras.
“Kehidupan sehari-hari tidak ada beras. Dikasih uang Rp 2.000 oleh orang, cuma beli kopi saja. Kalau sudah minum kopi sudah kenyang. Jadi kadang tidak makan tiga hari atau dua hari. Kalau tidak makan, saya sakit perut, tidak ada anak-anak di sini, saudara tidak ada, orangtua tidak ada juga, ya diam saja,” tuturnya
Sementara itu, Kepala Desa Siotapina, La Nelo mengatakan, sebelum mempunyai rumah, Nenek Jualeha tinggal di kebun orang setelah ditinggal pergi tetangganya.
Baca juga: Orang Berbadan Gemuk Jauh Lebih Bahagia Dibanding yang Langsing, Tidak Percaya? Ini Buktinya!
“Kebetulan ada tanah sisa dari dari HPL transmigrasi kita programkan untuk nenek tersebut, dan hibahkan tanah seluas 25 x 20 meter,” ucap La Nelo.
Ia menambahkan, warga Desa Siotapina bergotong royong membangunkan rumah seadanya dari papan kayu dan tripleks dengan lantai rumah dari tanah. (*)
Defriatno Neke/Kompas.com
Penulis | : | Amanda Hanaria |
Editor | : | Amanda Hanaria |
KOMENTAR