Suara gemuruh air yang masuk ke dalam lubang di dasar luweng sempat membuat dirinya takut.
"Suaranya itu seperti gempa bumi, airnya masuk ke dalam lubang di dasar luweng. Lalu airnya habis," ucapnya.
Kepala Desa Pacarejo Suhadi mengatakan, pihaknya sudah mengimbau warga sekitar dan juga pengelola wisata untuk berhati-hati beraktivitas di sekitar lokasi. Sebab, tidak ada pengaman yang permanen.
Baca juga: Belanja Produk Ritel Kekinian Hanya di Easy Shopping, Mudah dan Terpercaya!
Hanya seutas tali dan garis polisi pada sisi barat. Sementara itu, di beberapa sisi lainnya tidak ada pengaman.
"Kami sudah mengimbau kepada pengunjung maupun warga sekitar untuk berhati-hati karena sekitar lokasi masih rawan longsor. Sejak luweng dipenuhi air, banyak pengunjung yang datang," tuturnya.
Pihaknya akan mengirim pemberitahuan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul agar hal ini bisa segera ditindaklanjuti.
Baca juga: Aksi Polisi Joget Diiringi Lagu Jaran Goyang Ini Sukses Bikin Warganet Terkesima, Lihat Ekspresinya!
Sebenarnya pihaknya sudah meminta kepada pemerintah daerah untuk mengirimkan tenaga ahli saat luweng tersebut ambles beberapa waktu lalu, tetapi belum ada.
"Desa jelas tidak mungkin meminta penelitian karena anggarannya terbatas. Kami mohon ada solusi untuk peristiwa ini karena luweng terus melebar. Besuk saya akan mengirim surat ke BPBD," ucapnya.
Baca juga: Sedang Hamil Tapi Tak Doyan Susu? Inilah Solusinya
Suhadi mengatakan, di desanya ada belasan luweng. Pihak desa mengupayakan untuk normalisasi agar tidak terjadi banjir seperti beberapa waktu lalu.
"Desa kami ada lima luweng yang aliran airnya tidak normal sehingga menyebabkan banjir. Nanti akan dinormalisasi," ujarnya. (*)
Markus Yuwono/Kompas.com
Penulis | : | Amanda Hanaria |
Editor | : | Amanda Hanaria |
KOMENTAR