NOVA.id – Dalam beberapa tahun terakhir ini, informasi seputar gangguan kelenjar tiroid masih sangat minim, termasuk di kalangan pasien penderita gangguan kelenjar tiroid.
Padahal faktanya, gangguan kelenjar tiroid merupakan gangguan endoktrin dengan angka kejadian terbanyak kedua di dunia setelah diabetes (Jurnal e-CI, 2016).
Gangguan pada kelenjar tiroid merupakan penyakit kronis atau lifetime disease, salah satu di antaranya adalah kanker tiroid.
(Baca juga: Tak Perlu Was-Was Memulai Bisnis Bakery Asal Ada Tepung Premix, Ini Alasannya)
Minimnya informasi dan fasilitas terkain penanganan gangguan kelenjar tiroid di Indonesia membuat penderita gangguan kelenjar tirodi bergabung dalam satu perkumpulan, yaitu Pita Tosca.
Pita Tosca menjadi support group yang secara khusus memberikan informasi tentang gangguan kelenjar tiroid, sekaligus wadah diskusi berbagi duka dan semangat.
Untuk lebih memahami tentang gangguan kelenjar tiroid serta Pita Tosca, mari simak kisah yang dibagikan oleh para pejuang tiroid di Indonesia berikut.
1. Annisa (22 tahun, Hashimoto Tiroiditis, Bandung)
Setelah bertahun-tahun mengalami gejala seperti kelelahan kronis, siklus menstruasi terganggu dan kenaikan berat badan yang tak terkendali.
Mendapat diagnosa dari dokter bahwa saya memiliki kelainan imunitas berupa Hashimoto Tiroiditis itu membuat saya lega, karena akhirnya saya mengetahui apa yang salah pada tubuh saya.
Setelah didiagnosis saya sempat mengalami depresi karena harus berjuang sendiri dengan kondisi kronis pada usia produktif, minum obat dalam jangka panjang dan lingkungan yang tidak supportive.
(Baca juga: Ternyata Ini Pentingnya Kenalkan Learning Buddy pada Buah Hati)
Lalu saya mulai mencari informasi mengenai kondisi saya dan menemukan Pita Tosca di sosial media.
Banyak informasi penting dan dukungan moral yang saya dapatkan setelah bergabung dengan Pita Tosca.
Bersama teman-teman dengan kondisi yang sama membuat saya tidak lagi merasa sendiri dan mendapat suntikan semangat setiap harinya.
Pada kesempatan bulan kesadaran gangguan tiroid sedunia ini saya menyadari betapa pentingnya untuk deteksi dini dengan #CheckYourNeck dan pemeriksaan lab darah rutin, karena keterlambatan penanganan dapat memperburuk kondisi pasien.
(Baca juga: Ahli Bedah Ungkap Fakta Mengejutkan, Guru SMAN 1 Torjun Tewas Bukan Hanya Akibat Pukulan Muridnya)
2. Astri (26 tahun, Kanker Tiroid Papiler Metastase Kelenjar Getah Bening)
Setelah mengetahui bahwa saya terdiagnosa kanker tiroid papiler stadium 2A yang sudah menyebar (metastase) ke kelenjar getah bening, saya merasa bahwa saya harus mencari informasi mengenai gangguan yang saya alami, sudah bukan waktunya saya menangisi kondisi penyakit saya.
Lantas saya bergabung dengan Pita Tosca yang saya temui di sosial media dan mendapati bahwa banyak informasi terkait gangguan yang saya alami.
Tidak semua orang dengan gangguan tiroid akan mengalami gangguan reproduksi, saya pun bisa dikaruniai anak setelah melakukan program hamil.
(Baca juga: Perankan Sosok Artis Legendaris, Begini Sosok Benyamin Sueb dari Pandangan Reza Rahardian)
Hidup dengan selalu melakukan regular check up setiap 3 bulan dan 6 bulan sekali, dan konsumsi hormon levothyroxine seumur hidup saya sudah cukup menyakitkan apalagi memikirkan dampak dari penyakit saya.
Namun, saya merasa hal positif datang berupa semangat dari teman-teman seperjuangan saya sehingga saya merasa tidak sendiri.
Di bulan kesadaran gangguan tiroid sedunia ini saya merasa bahwa saya adalah orang spesial dengan diberi kondisi khusus (penyakit yang saya alami) dan saya ingin berbagi kisah dengan yang lain, jangan sampai kita terlambat dalam menangani gangguan tiroid, jadi jangan lupa untuk selalu #CheckYourNeck!
(Baca juga: Usai Videonya Viral Saat Menantang Guru Berduel, Siswa MTs Ini Pilih Mengundurkan Diri dari Sekolah)
3. dr. Ryan Yudistiro, Sp.KN, M.Kes (Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir RS MRCCC Siloam, dokter Pendamping Pita Tosca)
Pita Tosca menjembatani dokter/pakar medis dengan pejuang tiroid dan memberikan pencerahan bagi pejuang tiroid dengan diskusi interaktif dari dokter/pakar medis yang berkompeten di bidangnya.
Tak hanya itu, Pita Tosca juga mengobarkan semangat pejuang tiroid dan dokter/pakar medis dengan menjalin silahturahmi, persaudaraan, dan kekeluargaan.
(Baca juga: Duh, Ternyata 6 Kombinasi Makanan Ini Bisa Mengganggu Kesehatan Kita, loh!)
4. dr. Laurentius Aswin Pramono, Sp.PD. (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS St. Carolus, Dokter Pendamping Pita Tosca)
Sebagai dokter spesialis penyakit dalam, saya banyak menemui pasien dengan gangguan kelenjar tiroid mulai dari kasus-kasus hipertiroid, hipotiroid, b enjolan tiroid, radang tiroid (tiroiditis), kanker tiroid, hingga kasus-kasus mata tiroid (thyroid associated opthalmopathy).
Bila awal masuknya dari pembesaran kelenjar tiroid (struma) pasien akan mudah menyadarinya dan segera berobat, namun bila pembesaran tiroidnya tidak jelas dan pasien mengalami gangguan fungsional (hipertiroid atau hipotiroid) diagnosis seringkali terlambat dan pasien sudah berobat ke banyak dokter dulu sebelum akhirnya terdiagnosis gangguan tiroid.
Saya pernah mendapatkan pasien yang diobati tuberkulosis sudah 6 bulan karena gejala-gejala penurunan berat badan, lemas, berkeringat banyak sebelum akhirnya diketahui bahwa ia sakit hipertiroid.
(Baca juga: Tak Banyak Berubah, Ternyata Begini Wajah Asli Cut Tari Saat Masih Remaja)
Pengalaman lain saya pernah mendapatkan pasien mau dipasang alat pacu jantung karena gangguan irama jantung yang sebelumnya tidak diketahui menderita hipertiroid.
Setelah gangguan tiroidnya diobati, irama jantungnya menjadi normal dan tidak membutuhkan pasang alat pacu jantung.
Ada lagi pasien dengan mata menonjol yang didiagnosis sebagai tumor mata yang sebenarnya adalah Graves’ orbitopathy (gangguan mata tiroid).
(Baca juga: Mari Cegah Kanker Payudara dengan Mengonsumsi 4 Jenis Makanan Ini, yang Pertama Pasti Semua Suka)
Begitu banyak gangguan tiroid di sekitar kita, namun selama ini penyakit kelenjar gondok ini masih belum mendapatkan perhatian luas dari masyarakat.
Bahkan para dokter dan petugas kesehatan lain pun masih belum mengenal betul gangguan-gangguan apa saja yang mungkin mengenai kelenjar tiroid.
Bisa bergabung menjadi pendamping dari teman-teman Pita Tosca merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan buat saya.
(Baca juga: Lelah Seusai Kerja Bisa Hilang Bila Kita Relaksasi dengan 5 Produk Ini, Coba Malam Ini, yuk!)
Awalnya bergabung setelah mengenal Mbak Astri dan Mbak Bunga.
Saya sangat terinspirasi dengan teman-teman Pita Tosca yang saling berbagi, saling memberikan support dan informasi mengenai pengobatan penyakit tiroidnya.
Teman-teman Pita Tosca sangat bersemangat, optimistis, dan tekun dalam menjalani pengobatannya.
(Baca juga: Selain Enak, Ternyata Dark Chocolate Punya Segudang Manfaat Kesehatan loh!)
Komunitas ini sangat bagus buat para pejuang tiroid untuk bersama-sama saling berbagi informasi dan dukungan.
Salut untuk semua teman-teman Pita Tosca, terutama buat para pendirinya, Mbak Astri dan Mbak Bunga.
Ke depannya, saya memiliki harapan agar Pita Tosca semakin solid dan menghimpun banyak pasien dari seluruh kota, kita bisa mengadakan banyak acara dan pertemuan seperti seminar awam sampai kongres.
(Baca juga: Diduga Korupsi Sampai 6 Miliar, Inilah Deretan Mobil Mewah Zumi Zola, Totalnya Sampai 2,2 Miliar Rupiah!)
Selain itu, semoga saya bisa lebih banyak lagi berkontribusi buat Pita Tosca, bisa belajar mendalami bidang tiroidologi (subspesialisasi penyakit dalam endokrinologi dan metabolik) di masa yang akan datang, dan bisa menghimpun kisah-kisah inspiratif perjuangan teman-teman Pita Tosca dalam bentuk buku yang bisa menjangkau, menginspirasi, dan menyemangati para penderita gangguan tiroid lain di seluruh Indonesia.(*)
(Astriani Dwi Aryaningtyas, founder dan Ketua Pita Tosca Indonesia)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR