Hingga akhirnya menyebabkan peningkatan risiko penyakit, menurut penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Cell.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti memberikan tikus makanan khas orang-orang 'Barat' yang serupa dengan makanan cepat saji- tinggi lemak dan gula serta rendah serat-selama satu bulan.
(Baca juga: Duh, Cara Mengolah Brokoli Selama Ini Masih Salah! Simak Caranya yang Tepat Ini Agar Nutrisinya Tak Hilang)
Para peneliti menemukan bahwa tikus yang menyantap makanan cepat saji mengalami respons inflamasi yang signifikan.
Respons ini hampir sama seperti mereka yang menderita infeksi bakteri yang buruk.
Saat mereka kemabali ke makanan reguler, peradangannya berkurang, namun sistem kekebalan teta[ bereaksi kuat.
(Baca juga: Wah, Bagi yang Malas Berolahraga, Ini Solusi Lain untuk Dapatkan Tubuh Sehat, Patut Dicoba!)
“Inflammasome memicu perubahan epigenetik semacam itu," kata rekan penulis studi Eicke Latz, direktur Institute Innate Immunity di University of Bonn, Jerman.
Akibatnya, kata Latz, sistem kekebalan tubuh lebih peka bereaksi, bahkan terhadap rangsangan kecil dengan respons peradangan yang lebih kuat.
“Temuan ini ... memiliki relevansi sosial yang penting, di mana pengetahuan dasar soal makanan sehat perlu menjadi bagian dari pendidikan saat ini,” ungkap Latz.
(Kompas.com / Kahfi Dirga Cahya)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Makanan Cepat Saji Serang Sistem Kekebalan Tubuh")
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR