NOVA.id – Ingin menikmati libur akhir pekan tanpa harus jauh-jauh keluar Jakarta namun tetap terasa seperti di pedesaan?
Nah, kita bisa menyambangi Kampung Horta di Bogor.
Tak hanya sekadar piknik, di sini kita bisa menyegarkan otak dengan berbagai materi edukasi yang diselipkan saat liburan di kampung wisata ini.
(Baca juga: Dengan Samsung Galaxy J Series, Jangan Pernah Bosan Lagi Sambil Menunggu di Mobil)
Kampung ini mengajak pengunjung berwisata dengan cara menyatu pada keaslian kehidupan warga sekitar, yang notabene masih bergantung pada alam.
Udara segar, keramahan warga, hamparan sawah luas, lengkap dengan beberapa jenis peternakan akan menemani pengunjung selama berwisata.
“Beraktivitas dengan memanfaatkan kekayaan desa dan mempelajari beragam keahlian tangan yang dimiliki warga desa akan kita sajikan untuk pengunjung. Karena, kan, di tengah kota sudah jarang ditemukan wisata yang memanfaatkan kekayaan dan kearifan sebuah desa,” kata Linawati Herliana, salah satu pemandu wisata di Kampung Horta kepada NOVA, Senin (5/3).
(Baca juga: Wajib Disimak, Minum Ayamnya Punya Manfaat Bagi Kita Sekeluarga)
Banyak Pilihan Edukasi
Di Kampung Horta, ada banyak paket wisata edukasi keterampilan yang ditawarkan.
Para pengunjung bebas memilih, edukasi keterampilan mana yang akan diambil saat berkunjung ke sini.
Lina, sapaan akrab wanita berkerudung ini menjelaskan paket wisata favorit yang sering diambil pengunjung adalah belajar ekosistem sawah.
(Baca juga: Manfaatkan Buah Nanas Terbengkalai, Ade Patas Sukses Bikin Bisnisnya Menggurita)
Selain itu, ada juga paket wisata membuat boneka horta, belajar membatik, wisata fun game dan outbond, dan membuat cincau yang disertai pengenalan tanaman obat yang dipandu warga desa terlatih.
Awalnya, pengunjung yang datang akan diarahkan ke saung luas dekat sawah.
Di sana, mereka terlebih dahulu dikenalkan tentang Kampung Horta, apa saja yang ada di dalamnya.
(Baca juga: Mengejutkan, Makan Malam Suzy Hanya Dua Buah Ubi, Ini Menu Lengkapnya)
Setelahnya itu, pengunjung disajikan welcome drink yang isinya makanan khas warga desa sekitar. Seperti air teh hangat, ubi, dan singkong rebus.
“Agar pengunjung bisa semakin dekat dengan kehidupan warga desa, makanya sajiannya berupa apa yang kita makan sehari-hari,” tambah Lina.
Setelah perut terisi, aktivitas pertama dimulai dengan pengenalan ekosistem sawah.
(Baca juga: Dendam Karena Putus Cinta, Pria Ini Sebar Video Syur dengan Mantan Pacar di Internet)
Kita harus siap kotor dan basah-basahan karena pemandu akan mengajak turun ke sawah penuh lumpur guna mengajarkan cara yang benar menanam padi.
Puas menanam, aktivitas dilanjut dengan memandikan kerbau yang biasa dipakai untuk membajak sawah.
Keceriaan pengunjung akan makin terasa, karena berikutnya dilanjut dengan menangkap ikan mas di kolam samping sawah.
(Baca juga: Unik! Sejumlah Restoran Cepat Saji Ini Ubah Ikon Mereka untuk Rayakan Hari Perempuan Internasional)
Biasanya, pemandu membagi pengunjung dalam beberapa kelompok untuk berlomba.
Bagi yang bisa menangkap ikan paling banyak akan mendapat hadiah beberapa ikan kecil untuk dibawa pulang.
Satu lagi yang tak ketinggalan, yakni menangkap bebek peliharaan warga dan lomba tarik tambang di sawah.
(Baca juga: Waspada! Bendungan Katulampa Naik Level Siaga 3, Akankah Jakarta Kembali Tergenang Banjir?)
“Selain edukasi, dengan membuat kelompok kita bertujuan menanamkan nilai kerja sama pada diri para pengunjung.,” jelas Lina.
Untuk belajar membuat cincau, pengunjung akan mendapat edukasi cara mengolah cincau dari daun cincau yang tumbuh di sekitar Kampung Horta.
“Dari mulai cara memetik daun, mengolah, hingga jadi akan kita ajarkan. Plus mereka bisa langsung mencicipi hasil cincau buatannya,” tambah Lina.
(Baca juga: Bikin Sedih, Bocah SD Ini Kehilangan Sang Bunda Selamanya Usai Berjuang Rawat Ibunya Sendirian)
Paket wisata lain yang banyak diminati pengunjung adalah membatik.
Telah disiapkan kompor kecil, wajan, malam, cantik, dan kain yang sudah bermotif, bahkan pengunjung juga bisa berkreasi membuat motif batik sendiri.
Terakhir, biasanya aktivitas pengunjung akan ditutup dengan permainan outbond.
(Baca juga: Diduga Seorang Bocah Yatim Piatu Diculik Tyas Mirasih, Begini Penjelasan KPAI)
Biasanya, pemandu akan membuat kelompok untuk pengunjung yang nantinya akan mengikuti permainan yang sudah dibuat.
Ada beberapa wahana menarik, seperti flying fox, tepuk bantal, dan ayunan dari ban. Semua dapat dinikmati para pengunjung hingga puas.
(Baca juga: Bisa Menjadi Inspirasi, Sederet Item Fashion Ini Meriahkan Panggung Paris Fashion Week 2018)
Berawal dari Boneka
Salah satu paket wisata edukasi lain yang jadi langganan dan legendaris di sini adalah membuat boneka horta, karena awal mula Kampung Horta berdiri memang tak terlepas dari keberadaan boneka horta.
Sebelum nama Kampung Horta ada, kampung ini hanyalah desa biasa yang memang diisi para warga yang memiliki kreativitas tinggi.
(Baca juga: Wah, Ternyata 4 Cara Inilah yang Bisa Kita Stop Mendengkur Saat Tidur)
Lalu, tujuh mahasiswa IPB yang saat itu sedang mendapat tugas penelitian dari dosen diminta merealisasikan ide membuat sesuatu yang menarik.
Tujuannya bisa memikat minat anak-anak agar mereka tertarik pada tumbuhan dan tanaman.
Akhirnya para mahasiswa tadi, termasuk Gigin Mardiansyah, salah satu penggagas Kampung Horta, menyikapi hal itu dengan jeli.
(Baca juga: Bersikeras Tidak Ingin Dihutangi, Seorang Pemuda Hajar Pemilik Warung Hingga Tewas)
Ia dan rekan mahasiswanya sadar bahwa banyak ampas kayu yang tak terolah di sekitar Kampung Selahuni, Ciomas, Bogor.
Daripada hanya jadi limbah, akhirnya mereka berpikir untuk mengolahnya kembali menjadi sesuatu yang berguna.
Gigin pun pelan-pelan melakukan pendekatan dengan warga desa agar mereka mau diajak kerjasama mengolah ampas kayu.
(Baca juga: Kembali Digelar, Beautyfest Asia 2018 akan Undang 4 Beauty Influencer Internasional Kenamaan, loh!)
Dari situ, barulah tercetus agar ampas kayu itu dibuat menyerupai boneka supaya menarik untuk dilihat.
Tak hanya dibentuk boneka, di bagian atasnya nanti akan ditambah beberapa biji rumput.
Tujuannya agar pada boneka berbahan ampas kayu ini bisa tumbuh rumput, jika bagian yang ditambah biji rumput itu rutin disiram air.
(Baca juga: Simak Kisah Sri Purwanti, Sukses Sulap Bahan yang Biasa Dipandang Sebelah Mata Jadi Panganan yang Mendunia)
Gigin dan warga Kampung Selahuni pun tak menyangka jika ternyata boneka ini tak hanya disukai anak-anak, tetapi orang dewasa juga.
Mereka pun menjual boneka rumput ini ke luar. Dan hasilnya, boneka pun laku di pasaran.
Akhirnya, boneka berbahan dasar ampas kayu ini pun diberi nama boneka horta, yaitu kependekan dari boneka holtikultura.
(Baca juga: Cantik Natural, Ini 5 Potret Gaya Sederhana Kekasih Lee Dong Wook)
Larisnya penjualan boneka horta menjadi lahan bisnis menguntungkan bagi warga Kampung Selahuni.
Lina menceritakan, akhirnya Gigin dan rekan mahasiswanya mempersilakan semua warga kampung membuat boneka horta untuk dijual.
“Mereka senang, karena bisa membantu perekonomian warga kampung. Apalagi pembuatannya dengan memanfaatkan limbah tak terpakai,” ungkap Lina.
(Baca juga: Bukan Hanya Sehat untuk Tubuh, Kunyit Ternyata Juga Ampuh Atasi Masalah Rambut)
Jadi, berwisata ke Kampung Horta tak hanya menyenangkan kita dan keluarga, tapi juga penduduknya!(*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR