NOVA.id - Seiring berkembangnya zaman, banyak pencipta teknologi dan pengembang teknologi terus berinovasi dengan beragam cara untuk memudahkan manusia dalam berkomunikasi.
Melalui gadget yang dibawa saat ini, kita tidak kesulitan lagi dalam berkomunikasi meski terpisah jauh baik antar wilayah, negara maupun benua.
Tak hanya berkomunikasi dengan keluarga, namun urusan pekerjaan juga bisa selesai in time atau tepat waktu lantaran keberadaan teknologi yang mutakhir.
Namun, dengan perkembangan teknologi ini juga beberapa oknum tak bertanggung jawab justru memanfaatkan momentum ini.
Baca juga: Duh! Polisi Gerebek Kamar Hotel dan Dapatkan Kakak Adik sedang Lakukan Hal Ini
Perlu diketahui, akhir-akhir ini Indonesia sedang diserang oleh komplotan penjahat yang memanfaatkan teknologi.
Dilansir dari Kompas.com, sejumlah warganet di Indonesia melaporkan telah mendapat missed call dari nomor luar negeri yang tak dikenal.
Bahkan, beberapa dari mereka mengaku mendapat panggilan misterius itu lebih dari satu kali dan berasal dari negara yang berbeda.
Melalui Twitter, mereka ramai-ramai mengeluhkan hal ini.
Baca juga: Agar Cepat Ditangani, Ini 5 Gejala Awal Kanker Payudara yang Perlu Diketahui, Simak yuk!
Salah satunya adalah akun @ashfinzul yang melaporkan telah mendapat panggilan misterius dari nomor +242 801130490 sebanyak dua kali pada pukul 09.15 dan 12.05, Sabtu (31/3) kemarin.
Dari prefix (awalan) yang tercatat, nomor tersebut diketahui berasal dari Kongo.
Merasa curiga, ia pun melaporkan panggilan ini pada operator.
"Halo @myXL @myXLCare, mau menginformasikan adanya panggilan aneh dari nomor asing (cek lampiran). Harapannya untuk ditindaklanjuti sebagai tindak antisipasi. Terima kasih," tulis akun @ashfinzul.
Baca juga: Hampir 100 Orang Terjebak di Wahana Bianglala Raksasa di Sydney, Begini Kronologinya
Panggilan telepon dari nomor telepon berkode Kongo juga dialami oleh akun @Heri_breuwox.
Sekitar pukul 21.00, ia mendapat panggilan misterius.
Bedanya, Heri sempat mengangkat panggilan ini, tapi kemudian panggilan tersebut langsung ditutup.
"Heboh missed call dari luar negeri. Ternyata ane juga dapet, sempet ane angkat, suasana ribut dan ada suara 'hello' dan ditutup," tulis akun @Heri_breuwox.
Baca juga: Suka Pria Humoris? Tandanya Kita Beruntung, Ini Alasannya!
Kasus panggilan misterius dari luar negeri ini ternyata bukan yang pertama kali terjadi.
Dilansir dari Techwelkin, Minggu (1/4), hal tersebut merupakan trik penipuan berbasis telepon premium.
Scammer atau si penipu akan menyewa nomor premium internasional dari sebuah perusahaan.
Kemudian pelaku akan melakukan panggilan secara acak dan langsung menutup panggilan tersebut agar berpikir kita melewatkan sebuah panggilan penting.
Baca juga: Merasa Tekanan Darah Menjadi Tinggi? Begini Cara Turunkan Agar Tensi Kembali Normal
Jika korban menelepon balik, tagihan telepon akan membengkak.
Tagihan inilah yang kemudian akan masuk ke kantong penipu tersebut.
Maka jika kita mengalami hal serupa, sebaiknya jangan lakukan panggilan balik agar tidak menjadi korban scam ini.
Modus penipuan berkedok panggilan luar negeri ini bukan hanya terjadi di Indonesia.
Sejumlah media asing memberitakan hal semacam ini pernah terjadi di beberapa negara.
Penipuan ini diketahui sudah terjadi sejak awal 2000-an.
Modus ini konon pertama kali berasal dari Jepang dan disebut "Wangiri".
Kata "Wangiri" dalam bahasa Jepang berarti "panggilan tak terjawab".
Baca juga: Awas, Kosmetik Kadaluarsa Berbahaya loh, Yuk Kenali Tanda-Tandanya!
Di Indonesia pada 2016 lalu pun pernah terjadi hal serupa.
Kala itu sejumlah pengguna operator seluler mengeluhkan menerima nomor telepon internasional dengan prefix nomor +77.
Kemudian beredar pesan berantai yang isinya mengajak pengguna ponsel berhati-hati bila menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal, apalagi berasal dari luar negeri.
Menurut pesan berantai tersebut, jika pengguna menelepon balik ke nomor internasional tadi, data nomor telepon di ponsel akan diambil dan penelepon dikenai biaya 15 hingga 30 dollar AS per panggilan.(*)
Yudha Pratomo / Kompas.com
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR