Kondisi idealnya membuka pintu dan jendela darurat tersebut, menurut Alvin, saat awak kabin telah memberikan aba-aba berupa "evacuate-evacuate".
Namun, tidak semua kondisi darurat akan ideal.
Menurut Alvin, sulit untuk ideal dalam keadaan darurat, seperti sistem informasi yang tiba-tiba tidak berfungsi ataupun awak kabin pingsan.
"Jadi siapa pun berhak dan wajib melakukan pembukaan (pintu darurat) tersebut di waktu yang tepat, yaitu waktu darurat," terangnya.
Menanggapi kasus Lion Air JT 687, menurut sepengetahuannya, pembukaan jendela darurat bisa dibenarkan karena adanya ancaman.
Sayangnya, akses yang dibuka ialah jendela yang ada di atas sayap sehingga tidak keluar peluncur untuk akses turun penumpang.
Jika yang dibuka pintu darurat, akan keluar peluncur yang memudahkan penumpang.
Baca juga: Cukup Sederhana, Ini 5 Cara Alami Atasi Asam Urat di Rumah
"Ini sangat situasional, jika dirasa tidak ada yang mengancam keselamatan dan nyawa, tentunya tidak bisa membuka jendela dan pintu. Tapi kalau konteks Lion kemarin, itu jelas ada ancaman keselamatan," terang Alvin, membenarkan.
Lalu, adakah posisi pesawat yang tepat untuk membuka pintu dan jendela darurat?
Ia menerangkan, pintu darurat hampir tidak mungkin bisa dibuka saat pesawat di udara karena teknisnya sangat sulit.
"Untuk pintu darurat hampir tidak mungkin karena teknisnya sangat sulit dilakukan saat pesawat di udara, begitu pun jendela darurat," tuturnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR