NOVA.id - Razan Najjar dikenal sebagai perawat medis Palestina yang tertembak mati oleh sniper dari negara Israel dalam protes pada Jumat kemarin.
Dilansir dari Tribun Jogja, seperti diberitakan sebelumnya, Razan Najjar tewas saat sedang memberikan pertolongan kepada demonstran yang terluka di perbatasan Gaza.
Najjar menghembuskan napas terakhir tidak lama setelah peluru dari tentara Israel bersarang di dadanya.
Juru Bicara Kementrian Ashraf Al-Qudra, Najjar mengenakan jas putih ala petugas medis ketika ia ditembak.
Saat itu, tentara Israel menembakkan dua atau tiga peluru dari seberang pagar dan mengenai tubuh Najjar.
"Saya khawatir terhadapnya, tapi Razan mengatakan pada kami untuk tidak usah cemas, ia merasa diharuskan untuk membantu dan memakai rompi medis," ujar Sabreen.
Ashraf, ayahanda Razan yang duduk di sebelah Sabreen mengangguk setuju.
Ia hanya duduk dalam diam dan rasa tidak percaya atas apa yang terjadi.
"Aku dilindungi oleh rompiku," ujar Sabreen menirukan ucapan Razan sebelum ia beranjak pergi menjadi relawan.
Sabreen juga mengungkapkan ia menginginkan keadilan bagi putrinya.
Menurut relawan lainnya yang bertugas bersama Razan, yakni Rami Abu Jazzar, Razan datang lebih awal pada hari itu.
"Saat ia datang pada hari Jumat, ia mengatakan pada teman-temannya 'saya suka bekerja dengan semua orang di sini'. Ia tersenyum sepenuh hari, itu adalah hari yang indah saat bekerja dengannya", ujar Jazzar.
KOMENTAR