NOVA.id - Kita sebagai manusia dapat terus bergerak aktif dan tidak terkena penyakit lantaran tubuh kita dilindungi oleh sistem imunitas atau kekebalan tubuh.
Elemen yang seringkali dikenal dengan sebutan zat antibodi denga melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor.
Apabila imunitas atau kekebalan tubuh kita terganggu, otomatis tubuh kita pun rentan terkena penyakit.
Seperti yang dialami oleh salah satu bocah bernama Abel Mehola Marbun ini.
Bocah berusia 11 tahun tersebut sejak kecil menderita gangguan imunitas akibat kelainan genetik.
Kepada NOVA, sang ibu, Yenny Cornelia Harahap menceritakan bahwa penyakit yang diderita Abel membuat bocah yang masih duduk di bangku SD tersebut jadi sering batuk darah.
Di masa-masa awal, darah yang keluar lewat mulutnya sangat banyak.
Bahkan pernah mencapai satu baskom penuh.
Tapi kini ia sudah sanggup menahannya, agar ketika sedang kambuh, darahnya tidak lagi keluar.
Meski keluar, sekalipun tidak sebanyak sebelumnya.
Kalau sedang menahan, dia pasti merasakan sakit yang hebat.
Tapi dia selalu bilang, “Tenang saja, Ma. Yang penting darahnya tidak keluar,” begitu ucapnya yang membuat Yenny tidak tega melihatnya.
Berhadapan dengan Abel, sekilas tak ada yang aneh.
Abel tumbuh seperti anak normal pada umumnya.
Baca juga: Sambil Menangis, Aurel Ungkap Alasan Mengapa Ia Terima Ashanty Sebagai Ibu
Tapi, ketika dia berada di ruangan yang udaranya kotor, berada di bawah terik matahari terlalu lama, bahkan keringatan yang tak segera dibersihkan, penyakit Abel akan kambuh.
Kulitnya menjadi iritasi, gatal-gatal hebat, hingga dengan sendirinya timbul luka-luka basah di kulitnya.
Selain itu, Abel juga tidak bisa hidup dengan banyak pikiran, dalam tekanan, atau kelelahan karena pasti ada efek samping berbahaya.
Dia pasti akan batuk dan muntah darah.
Kalau sudah begitu, sang ibu tidak tega melihatnya.
Karena Abel pasti akan merasakan sakit yang tak tertahan.
Semua penderitaan itu berasal dari gangguan imun tubuh yang dideritanya, atau yang lebih dikenal dengan penyakit Primary Immunodeficiency, di mana tubuh Abel tak memiliki kekebalan.
Sehingga membuat tubuh Abel menjadi rentan sakit.
Baca juga: Demi Peran, Fedi Nuril Rela Ubah Penampilannya Jadi Seperti Ini, Bikin Pangling loh!
Tak hanya itu, ternyata gangguan imun ini akhirnya juga merembet pada kelainan paru-paru dalam tubuhnya.
Sehingga, di dua bagian permukaan paru-parunya terdapat beberapa benjolan kecil.
Hal ini menyebabkan paru-paru Abel tak bisa bekerja terlalu keras.
Kalau tidak, pasti darah dalam paru-parunya akan keluar melalui batuk dan muntah.
Selain tak boleh stres atau kelelahan, infeksi paru-paru membuat ruang gerak Abel dalam menikmati hidup jadi terbatas.
Beberapa jenis makanan menjadi pantangannya.
Seperti tidak boleh mengonsumsi makanan yang dicampur es dan juga gorengan.
Sebab, kalau dilanggar pasti membuat penyakitnya akan kambuh.
Baca juga: Ciamik, Satukan Keluarga Melalui Desain Ruang Keluarga Multifungsi
Rumah sakit bagaikan rumah kedua bagi Abel dan keluarga, terutama sejak lima tahun belakangan.
Sebab, setiap kali Abel batuk darah, tidak ada jalan lain selain segera membawanya ke sana.
Bahkan, dalam satu bulan bisa 4-5 kali Abel dirawat.
Gejala seperti ini terus berlanjut hingga usianya menginjak enam tahun.
Selama itu, Abel hanya diberi obat pereda batuk dan gatal-gatal di kulitnya.
Hingga pada 2013, penyakit infeksi paru-parunya semakin parah.
Pertama kalinya dia batuk dan muntah mengeluarkan banyak darah.
Tak hanya lewat mulut, darah juga keluar melalui hidung!
Dari situ, Yenny langsung membawa anaknya ke RSCM Jakarta untuk penanganan lebih lanjut.
Baca juga: Pasca Lakukan Pengobatan Kanker, Seorang Ibu Alami Hal Mengejutkan pada Tubuhnya
Barulah dokter mendiagnosa bahwa seluruh gejala yang dialami Abel selama ini berasal dari Primary Immunodeficiency yang dia derita.
Segera untuk penanganan, dokter menyarankan agar Abel menjalani operasi pengambilan setengah paru-paru agar mengurangi gejalanya itu.
Juga menyarankan operasi pengambilan tulang sumsum belakang tubuhnya.
Tapi di sisi lain, dokter ternyata belum bisa menjamin jika pendarahan ini akan berhenti total.
Melihat hal tersebut, Yenny dan keluarga memutuskan menolak semua tawaran operasi itu.
Akhirnya, Yenny sekeluarga merawat Abel sekuat tenagaku tanpa menghilangkan anggota tubuhnya demi sesuatu yang belum pasti.
Baca juga: Tak Boleh Asal, Ini 6 Tips Agar Wajah Semakin Bersih Ketika Scrubbing
Tahun demi tahun berlalu.
Kesehatan Abel pun belum menunjukkan perubahan signifikan.
Gatal-gatal di tubuhnya pun masih sering kambuh.
Sampai akhirnya pada 2017, dokter memberi obat khusus untuk putranya.
Obat yang dikonsumsi Abel melalui cairan infus.
Dalam sebulan, Abel bisa mengonsumsi hingga 5-6 botol infus untuk pengobatannya.(*)
(Bagus Septiawan)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR