2. Tics dialami beberapa kali dalam sehari, hampir setiap hari, atau berselang-seling, dan terjadi selama lebih dari satu tahun.
3. Tics dimulai sebelum usia 18 tahun.
4. Tics tidak dialami karena pengaruh obat-obatan, zat, atau kondisi medis lainnya.
Baca juga: Duh, Jari Tengah Istri Pangeran Charles Teriris, Ada Apa ya?
Rena Masri, M.Psi., psikolog dari Pion Clinician memaparkan salah satu cara menangani anak dengan sindrom Tourette adalah dengan melakukan terapi obat, terapi perilaku atau terapi psikologis, memberikan edukasi kepada anak yang mengalami sindrom Tourette tersebut, juga kepada keluarga atau lingkungannya.
Obat diberikan bukan untuk menyembuhkan sindrom ini, karena sindrom Tourette pada dasarnya tidak ada obat untuk menyembuhkannya.
Tujuan dari pemberian obat-obatan adalah untuk menekan gerakan-gerakan atau suara-suara yang tidak terkontrol.
“Pemberian obat juga tergantung keadaan, bila sindrom berat maka terapi obat kemungkinan juga lebih lama,” tambah Rena.
CBT (Cognitive Behavior Therapy) juga dapat diberikan kepada anak yang mengalami sindrom Tourette.
Baca juga: Tak Terlihat Kuno, Sanggul Ala Kekinian Ini Bisa Jadi Inspirasi, lho!
“Edukasi tentang penanganan sindrom Tourette untuk keluarga dan lingkungan sangat diperlukan untuk membantu seseorang yang mengalaminya dapat menjadi lebih percaya diri, tidak merasa malu, dan dapat mengembangkan fungsi sosialnya secara baik,” terang Rena.
Tujuan CBT adalah untuk mengubah mindset.
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR