Selain itu, dengan mau tidur sendiri dan memiliki kamar sendiri, si anak juga akan memiliki wilayah pribadinya sendiri.
“Semua anak sebenarnya suka punya tempat yang menjadi wilayah pribadinya sendiri, dimana dia bisa meletakkan barang miliknya dan melakukan aktivitas bermain di situ,” imbuhnya.
Selain dapat meletakkan barang miliknya dan bermain, anak juga belajar bertanggung jawab untuk kerapihan kamarnya.
Vera menuturkan, dengan diberi keistimewaan berupa kamar sendiri, si anak perlu untuk
bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapihan kamarnya, walaupun difasilitasi dengan ART yang membantu.
Akan tetapi, kesulitan juga pasti dialami orang tua yang akan membiasakan anaknya tidur sendiri.
Baca juga: Nyaris Punah! Ini Dia Sajian Nikmat Kuliner Khas Melayu di Sanggau
Karena pada malam hari, anak masih memiliki ketergantungan kenyamanan emosional pada orang tua.
Karena sejak bayi, si anak dan orang tua memiliki kamar yang sama dan selalu berdekatan dengan orang tuanya.
Tidak hanya itu, anak-anak yang masih berbagi ranjang dengan kakak atau adiknya, cenderung malu ketika diketahui temantemannya.
Untuk itu, peran orang tua juga sangat berpengaruh untuk menjelaskan dan memberikan pengertian kepada sang anak untuk tetap percaya diri.
Tapi sebelum semua itu dilakukan, sudahkah rumah kita bisa punya kamar anak sendiri?
Yuk, mari pikirkan bersama akan hal ini!(*)
(Pingki Aulia)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR