“Untuk membedakan kain tenun yang memakai pewarna alami dan sintetis itu dilihat dari
warnanya, kalau sintetis warnanya lebih terang dan setelah dicuci warnanya memudar,
sedangkan yang alami lebih pucat,” ucap Tamu Rambu Mutiara, pengrajin tenun dari Prailiu, Kota Waingapu, Sumba Timur.
“Selain itu kain yang menggunakan pewarna buatan kalau diangkat lebih ringan sementara yang alami lebih berat,” ujarnya menambahkan.
(Baca juga: Bosan Makan Nasi Saat Sarapan? Bikin Bolu Gulung Keju Mini, yuk!)
4. Bukit Raksasa Tidur
Tidak jauh dari pusat kota Sumba Timur, kita bisa melihat raksasa yang sedang tidur, lo!
Tidak perlu takut membangunkan raksasa ini jika datang berkunjung, karena raksasa ini hanyalah sebuah bukit.
Masyarakat menyebutnya dengan nama Bukit Raksasa Tidur, karena jika dilihat dengan saksama, ia terlihat seperti manusia berukuran besar yang sedang tidur terlentang.
Gugusan bukit yang memesona memang menjadi ciri khas Sumba.
Hal itulah yang menyebabkan Sumba dijuluki dengan ‘Negeri Seribu Bukit’.
Hanya berjarak beberapa meter dari Bukit Raksasa Tidur, juga bisa mengunjungi Bukit Wairinding di Desa Pambota Jara, Kecamatan Pandawai.
Bukit berselimutkan padang rumput ini menjadi destinasi wajib bagi para penjelajah yang
datang.
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR