NOVA.id - Sehat, namun tak menyiksa.
Rasanya itu adalah hal yang tepat untuk menggambarkan food combining.
Sebagai salah satu pola makan sehat, food combining tak punya banyak aturan yang memusingkan seperti beragam jenis diet lainnya.
“Food combining adalah diet sehat yang memungkinkan kita makan enak tanpa perlu pusing. Konsepnya mudah dan hasilnya nyata. Cukup dengan memerhatikan padupadan yang ada di piring kita setiap makan,” terang praktisi kesehatan dan pegiat gaya hidup sehat Erikar Lebang.
(Baca juga: Sophia Latjuba Putus dengan Ariel, Luna Maya Curhat pada Melaney Ricardo)
Prinsip food combining hanya menerapkan menu dan pola makan yang dinilai sesuai dengan karakteristik dan cara kerja tubuh manusia.
Dilihat dari struktur dan sistem pencernaannya, manusia cenderung mengarah ke makhluk herbivora, maka dari itu bahan makanan alami seperti sayur-sayuran dinilai lebih bermanfaat bagi manusia ketimbang daging dan sumber protein hewani lainnya.
Dalam metode food combining yang dipopulerkan oleh Dr. William Howard Hay di tahun 1920-an itu, ada dua aturan dasar yang pantang dilanggar peserta diet food combining, yaitu selalu konsumsi sayuran segar dan pisahkan karbohidrat dengan sumber protein hewani dalam satu kali makan.
“Jika mau makan nasi, pasangkan dengan aneka sayur segar seperti lalapan. Jika mau dilengkapi dengan lauk, pilih yang non protein hewani seperti olahan kentang, tahu, dan tempe. Sebaliknya, jika ingin makan daging atau ayam, jangan dibarengi dengan nasi, tapi gantilah dengan sayur-sayuran,” terang penulis buku Food Combining itu Gampang.
(Baca juga: Ariel NOAH Banjir Ucapan “Innalillahi”)
Jam makan pun harus diperhatikan.
Menurut Erikar, tubuh punya jam alami untuk makan, yaitu antara pukul 12 siang hingga 8 malam.
Selebihnya, tubuh tengah bekerja untuk memproses makanan pada pukul 8 malam hingga 4 pagi, dan masuk ke fase pembersihan pada pukul 4 pagi hingga 12 siang.
Nah, jika kita dilanda rasa lapar di pagi hari, cukup konsumsi buah-buahan segar yang kaya akan serat, vitamin, dan zat bermanfaat lainnya.
Sehat, dan tentunya perut tetap merasa kenyang.
(Baca juga: Anak Masih Susah Makan Sayur? Tenang, Bujuk dengan Cara Ini Saja!)
Menurut suami penyanyi Nina Tamam itu tak ada batasan usia untuk menerapkan pola makan ala food combining.
Mulai anak balita hingga orang usia senja, semua bisa mengikuti diet ini karena metodenya yang serba alami dan tak mengganggu keseimbangan tubuh.
“Orang tua bisa menerapkan food combining sejak anak mulai bisa mengonsumsi makanan padat. Menunya bisa divariasikan, misalnya nasi putih yang ditaburi garam laut, dipasangkan dengan potongan sayur segar seperti mentimun dan buncis. Efeknya, anak jadi lebih aktif dan tak mudah sakit,” lanjut Erikar yang juga menerapkan food combining pada anaknya yang baru berusia 3 tahun itu.
(Baca juga: Ayu Ting Ting Dibully Karena Salah Tulis, Apa Beda Asean dan Asian Games?)
Yang penting, sebelum menjalani food combining, kita harus paham betul akan konsep dasarnya dan bertekad kuat menjaga kesehatan dalam jangka waktu yang panjang.
“Kalau sudah paham dan niat ingin sehat, pasti bisa konsisten dalam menjalaninya,” pungkasnya.(*)
(Wida Citra Dewi)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR