NOVA.id - Fenomena desa wisata, ternyata mampir juga ke Desa Kandri, Semarang.
Di desa yang lokasinya berada di ujung barat kota Semarang ini, penduduknya masih mempertahankan tradisi dan budaya asli mereka.
Tak heran, jika musim liburan tiba, banyak wisatawan yang datang berkunjung.
Nah, banyaknya wisatawan yang datang, justru membuat potensi desa itu terus berkembang, salah satunya muncul Kandri Ethnic.
(Baca juga: Tiru Pangeran Harry, Giliran Pangeran William Cium Kate di Depan Publik)
Kandri Ethnic adalah produk khas yang bisa dijadikan cendera mata bagi turis yang datang ke Desa Kandri.
Uniknya, bentuk “oleh-oleh” buat pengunjung dari desa tersebut bukan berupa gelang kayu atau gantungan kunci, melainkan sebuah patung karakter yang menyerupai masyarakat Desa Kandri.
Sebagai gambaran, sosok warga Desa Kandri sebagian besar adalah petani.
Setiap hari mereka menghabiskan waktu di sawah maupun kebun dengan tekun.
(Baca juga: Ingin Sukses Diet Seperti Krisdayanti? Jauhi 5 Makanan Ini Sekarang!)
Karakter masyarakat seperti itulah yang akan dituangkan dalam bentuk suvenir, sehingga pelancong yang datang dan membawa pulang patung tersebut akan merasa terkesan berkunjung ke desa itu.
Selain bentuk patung dengan karakter yang menarik, ternyata bahan pembuatan patung tersebut juga tak kalah unik.
Rupanya, bahan patung berasal dari sampah organik yang mudah ditemui di sekitar Desa Kandri.
Mungkin bagi kita, sampah-sampah tersebut tidaklah berarti.
Namun, sampah tak berguna itu bisa memiliki nilai tinggi.
(Baca juga: Cantik dan Modis, Yuk Intip Gaya Menantu Lydia Kandau dan Jamal Mirdad)
Sampah berupa daun kering dan beberapa ranting bisa “disulap” menjadi barang yang dapat mendatangkan rupiah.
Tentu dengan modal kreativitas pembuatnya juga.
Proses pembuatan produk Kandri Ethnic pun tak terlalu rumit.
Mulai kepala orang yang terbuat dari kayu, kemudian dipoles menjadi bulat.
Sedangkan badannya menggunakan ranting kering yang dililit dengan tali.
(Baca juga: Via Vallen Bagi Sindiran Usai Aktifkan Instagram, Netizen Ramai Beri Dukungan Ini)
Baju yang dikenakan didapatkan dari daun pisang yang kering.
Sementara itu, proses pengelemannya pun menggunakan serbuk kayu untuk membantu memperkuat daya rekat.
Setelah semuanya dirakit dengan indah, maka patung karakter tersebut dipercantik dengan dipoles menggunakan vernis, agar tampak mengilat dan menarik.
Nah, patung karakter Kandri Ethnic pun siap didistribusikan kepada pengunjung.
(Baca juga: Duh, Kulit Wajah Belang? Atasi Pakai Ramuan Kayu Manis dan Madu, yuk!)
Ternyata, selain dijual di Desa Kandri, patung karakter Kandri Ethnic pun dijual ke luar kota, di antaranya Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.
Bahkan, produk kerajinan dari masyarakat desa itu juga tersebar hingga ke daratan Eropa dan Jepang, melalui pemasaran secara online.
Rupanya, kecanggihan teknologi dimanfaatkan juga oleh sebagian penduduk untuk membuat toko online bagi produk-produk yang dibuat Kandri Ethnic.
Produk yang dijual secara online ke pasar luar negeri berupa diorama, yang terdiri dari karakter dan desain pendukung yang mengandung sebuah cerita.
(Baca juga: Orang Tua Wajib Tahu Tanda-Tanda Masalah Emosi Pada Bayi, Apa Saja?
Jika dalam bentuk diorama, harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
Sementara untuk harga satuan patung karakter itu, biasanya dipatok mulai Rp50.000.
Lantas, siapa penggagas Kandri Ethnic?
Seorang pemuda bernama Muhammad Nur Husein.
(Baca juga: Tak Hanya dari Fashion, Sisi Feminin Bisa Ditonjolkan Lewat Rumah Kita
Lelaki yang biasa disapa Sadam itu mengaku menemukan ide membuat patung karakter Kandri Ethnic saat ia sedang jalan-jalan pagi di tepian sawah desanya.
“Awalnya saya sedang jalan-jalan pagi di pinggir sawah, terus muncul ide untuk membuat patung karakter itu” jelas Sadam.
Dengan membuat patung tersebut, Sadam ingin penduduk Desa Kandri makin berdaya. Tak hanya desanya yang dikenal, karya penduduknya pun bisa mendunia!(*)
(Ismia Fitri Hirmiyati)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR