“Dramatis itu sebetulnya adalah bagaimana kita melihat sesuatu yang membuat kita merasakan pandangan yang indah ketika melihat sesuatu. Dalam hal ini ketika kita capture si lampu, itu dramatis. It can be a beautiful lighting. Dramatis itu, kan, artinya ada cerita. Seperti di sana ada meja, lalu ada lampu yang hanya menyorot ke meja, kita manfaatkan shadow-nya, sehingga terbuatlah konsep yang dramatic dengan intimacy. Fokusnya jadi di sana, di meja itu saja,” terang Robby Permana, CEO LaaS (Light as a Service), salah satu perusahaan lighting specialist yang ada di Indonesia.
Melengkapi hal tersebut, Tracy, Business Associate dari perusahaan yang sama memaparkan, pencahayaan dramatis ialah pencahayaan yang memanfaatkan shadow atau bayangan dari setiap cahaya untuk menciptakan sebuah ambience.
Maka ketika semua sudut ruang diberi pencahayaan yang sama rata atau tanpa pemanfaatan “shadow” yang spesial, ambience dramatis itu tak akan pernah tercipta, sekalipun interiornya telah dibuat sedemikian istimewa.
(Baca juga: Mengalami Luka Tembak, Perempuan Ini Dapat Wajah Baru, Seperti Apa?)
“Kalau semuanya menyala terang, di sana ada tamu, di situ ada tamu, kita enggak bisa memberi atau menciptakan space. Saya jadi merasa semua space ini bukan milik saya, sehingga intimacy-nya hilang,” bilang Robby.
Lantas, apa sebetulnya cara yang bisa saya lakukan agar berhasil menerapkan lighting bak nuansa hotel berbintang tadi?
(Baca juga: Wah, Unggah Foto Saat Gadis, Kecantikan Ashanty Tak Pernah Berubah!)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR