“Sejak saat itu, penambangan menurun. Pada tahun 2014, aktivitas penambangan ditutup total oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DIY,” ungkapnya.
Tebing Breksi adalah gundukan batu besar.
Breksi (atau breksia) sendiri adalah batuan yang terdiri atas bagian-bagian bersudut dan memekat jadi satu.
Pada tahun 1980-an, masyarakat sekitar memanfaatkan gundukan itu sebagai salah satu sumber mata pencaharian.
(Baca juga: Seperti Mimpi, Putri Charlotte Miliki Barang Seharga 15 Miliar!)
Mereka menambang gundukan batu itu, kemudian dikirim ke Muntilan dan Bantul sebagai bahan pembuatan patung.
“Kebutuhan pada batu ini meningkat pada tahun 1990-an. Batu ini bukan hanya digunakan sebagai bahan membuat patung, tetapi bisa digunakan untuk sumur dan lantai kandang ternak,“ jelas Taufik menunjuk guratan bekas pahatan penambangan yang begitu terlihat artistik.
Ketika penambangan ditutup, warga setempat protes kepada Pemprov DIY.
Pasalnya, 90 persen warga setempat menumpukan penghidupannya pada tambang batu berwarna putih ini.
(Baca juga: Ironis! Tim Lawan Berikan Respect, Warganet Malah Bully Anthony Ginting)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR